Indahnya Hidup Didesa
Sejujurnya aku kangen dengan suasana desa. Terutama kesejukan udaranya serta keramahan alamnya, yang selalu menyapa dengan hamparan sawah-sawahnya.Â
Indah nian hidup didesa, selalui dibisingi kicauan burung-burung yang seolah-olah bersautan dengan gemrecik kekernihan air yang secara terus menerus mengalir dari sungai-sungai kecil ke parit-parit sawah milik petani.
Tergambar simpel, mudah, enak sekali hidup ini. Rumah-rumah sederhana tak menonjolkan keangkuhan sang pemilik rumah. Disamping rumah ada air yang mengalir jernih, bisa dijadikan kolam untuk budidaua ikan air tawar.
Luapan airnya mengaliri sawah, tidak ada yang dirugikan. Dan ikan-ikan itu boleh di ambil semua orang. Untuk sekadar lauk di kala kepengin.
Sayur mayur tumbuh subur dipekarangan kepingin cabe buat sambal tinggal petik. Bisa makan bareng dengan para tetangga sambil melihat padi yang menguning.
Setelah kenyang tinggal duduk sambil berseda gurau dibawah pohon rindang ditepi sawah, sambil duduk bersandar pada bangku panjang dengan menghisap rokok. Lambat laun mata bisa terpejam dengan sendirinya.
Jujur aku sangat ingin menjadi petani. Karena tak pernah kekurangan pangan meski harga sembako naik turun. Namun tetap santai, tidak ikut-ikutan hiruk pikuk manusia yang terus mengejar mimpi.Â
Betapa simpelnya hidup didesa, tidak mau terburu l-buru menjalani hidup. Lantaran semua sudah digariskan. Dan semua masa ada orangnya dan semua orang ada punya masanya.
Â