Fase Jenuh
Jujur aku tengah berada difase jenuh akan gemerlapnya prilaku duniawi. Dimana nilai-nilai kemanusian dan persahabatan hanya dilihat secara materi. Tak hiraukan nurani, semuanya diukur dari kemampuan dan kemapanan.
Jujur aku aku berada di fase jenuh lihat kemunafikan prilaku duniawi. Sehingga aku sudah tak membutuhkan semua hal yang berkaitan dengan materi dan prestasi karena itu semua, sudah tak berarti sama sekali bagiku, bagi jiwaku maupun hatiku.
Aku ingin jadi manusia seutuhnya yang mau memanusiakan manusia. Dengan ketuhanan dalam kehidupan ditengah gemerlapnya prilaku duniawi.Â
Memang butuh waktu lama untuk berada pada titik ikhlas. Namun aku percaya bisa mencapainya, dengan niat yang begitu besar. Tanpa memikirkan pamrih sedikit pun. Sebab, aku tidak dalam suasana bisnis maupun berdagang.Â
Sudah banyak pengorbanan, sudah banyak keringat terkuras akibat berjuang. Dan aku percaya tuhan itu ada, dan aku sangat rela demi diriNya. Meski harus melewati rasa sakit yang teramat sangat,penuhi pikiran sulit nan rumit.Â
Dan aku pun tak mengharapkan apapun dari tuhan. Lantaran aku tidak berdagang apapun dengan tuhan, sehingga aku pun tak butuh pahala, dan tak takut akan dosa. Yang penting aku berusaha untukNya. Agar aku dianggap hamba dan ciptaanNya
Walaupun kenyataan dan harapanku itu meyebabkan aku berkelahi habis-habisan dengan rasa keegoisanku, kemunafikan ku sebagai manusia.Â
Aku percaya Tuhan ku itu ada. Sehingga aku tak takut akan cacian dan makian dari orang-orang semua orang. Karena aku mau melewati batas kemanusiaan seorang diri, tanpa tahu kapan berakhirnya semua ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI