MIE Tek Tek Ternyata Lato-Lato
Cuca mendung dimusim penghujan, terutama dimalam hari, bikin suasana menjadi sahdu. Tentunya membuat ku terasa males untuk beraktifitas. Kepinginya rebahan melulu sambil lihat status di media sosial.
Suasana seperti ini, memang bikin perut mudah merasakan lapar. Mulut juga kepinginya ngemil terus tiada henti.
Dan kondisi itu pun, membuat ku langsung terbayang sedapnya aroma bumbu dan mantapnya rasa mie tek-tek langganan ku. Yang setiap malam selalu lewat depan rumah ku.
Tetapi hingga larut malam, yang ditunggu tak datang-datang. Untuk menampakan batang hidungnya serta gerobagnya. Padahal perutku sudah sangat lapar dan keroncongan sekali. Seakan-akan tak mau kompromi untuk menunggu pedagang mie tek-tek langganan ku datang.
Selang berapa lama suara tek..tek ..tektek tek cetek..cetek. terdengar ditelingaku. Dan spontan, aku langsung lari membawa piring terus keluar rumah. Sambil teriak mie tek-tek, mie tunggu.
Tapi bukan sambutan dari pedagang mie tek tek langganan ku, yang kudapatkan. Melainkan teriakan dan tertawaan anak-anak kecil kepadaku, yang tengah mainan lato-lato dimalam hari.
Asemmm dasar lato-lato. Bikin perut lapar jadi malu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H