Mohon tunggu...
Yan veraosmana
Yan veraosmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ngerokok lan Ngopi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Teruntuk Temenku, Sabarlah bersama Tuhanmu

12 November 2022   17:03 Diperbarui: 13 November 2022   09:21 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabar Bersama Tuhan, Obat Ampuh Melawan Framing Kedengkian

Kawan ku, tetep lah sabar, saat kau dihajar kedengkian dari seseorang. Kawan ku, tetep kamu fokus berbuat baik kepada sesama tanpa tendensi apapun. Dan tetap lah selalu berhati luas.  

Ingat kah kau kawan, orang tua mu, pernah menasehati ku. Tentang hal "becik ketitik ala ketara". Ternyata itu, bukan sebuah ungkapan sesaat. Tapi itu sebuah pesan nyata dari pada orang tua mu, yang telah kenyang akan pengalaman hidup.

Pesan moral atau wejangan dari orang tua mu itu. Bisa dibilang harapan mereka pada aku dan pada kamu, agar selalu berbuat baik, selalu berfikir positif kepada siapapun karena tuhan. Meskipun aku dan kamu selalu di fitnah serta di nyinyirin setiap saat. Oleh orang-orang yang membeci kita, oleh orang-orang iri kepada kita, baik itu temen, saudara maupun keluarga. 

Tetapi kita harus selalu berbuat baik, terhadap mereka. Walaupun kita telah mengetahui apa yang mereka lakukan terhadap kita. " Karena waktu lah yang akan membuktikan nantinya. Seberapa baik perbuatan kita untuk diri kita. 

Dan jangan sekali-sekali kamu sengaja berbuat buruk terhadap orang lain. Karena ala atau buruk atau jelek akan terlihat sendiri pada waktunya. Anggap saja, mereka yang sengaja telah memfitnah serta membenci kita, sebagai ladang penghapus dosa-dosa kita saja kawan". Heheh maaf sok mengguri kamu kawan.

Di jaman serba cepat, serba canggih. Atau istilah kerenya jaman now. Yang namanya becik atau baik memang bisa tidak kelihatan alias ketitik. Begitu pun ala alias buruk, sangat tidak ketara atau kelihatan. Sebab, orang baik pun dalam sekejap mata bisa menjadi jahat. Dan orang jahat pun sedetik pula bisa menjadi baik. 

Bukan karena apa-apa. Karena kita hidup ditengah-tengah sistem dan tatanan semacam itu. Sehingga pola pikir culas penuh kedengkian lah yang tengah merajalela, sampai-sampai orang-orang munafik bisa berbuat sesuka hatinya. Tanpa ada teguran tanpa ada peringatan apa pun.

Kadang aku jengah juga dengan ulah mereka. Yang membuat sebuah framing dan pencitraan seseorang. Se enaknya saja, demi kepentingan dan kerakusan mereka.

Kondisi semacam itu, jangan membuat mu lemah kawan. Aku tahu kamu bisa dan mampu. Pesenku, tetaplah semangat kawan. Karena kita hidup dijaman seperti ini, bisa ataupun tidak harus kita dijalani dengan senang hati.

Ingat yah kawan, kita harus selalu berbuat baik, selalu berfikir positif. Dan terus lah berlapang dada serta berbesar hati. Agar tak larut dalam permainan buruk orang-orang munafik itu.

Percayalah kawan, baik dan buruknya seseorang di jaman sekarang, dijaman kemunafikan, bukan dinilai dari prilaku seseorang itu seutuhnya. Tetapi, tergantung dari seberapa besar dirinya mampu membuat framing dan pencitraanya. " Setan banget kan kawan. Makanya biarkan mereka berkoar. Tetaplah semangat berbuat baik untuk semuanya atas perintah tuhan." Semangat kawan.

Aku juga marah, dengan prilaku pembentukan sesaat tersebut. Yang mana keburukan seseorang bisa dirubah se enaknya saja dengan cara di framing sedemikian rupa, dan secara terus menerus. Untuk menimbulkan citra baik, begitu pula sebalinya. 

"Dijaman seperti sekarang. Hal itu kemungkinan sudah wajar. Untuk itu, saatnya kita harus menambah frekuensi kedekatan kita dengan tuhan. Karena hanya tuhan lah, yang bisa mengalahkan mereka, sehebat apapun framing keburukan tentang kita, kalau allah tidak berkehendak semua itu akan sia-sia". Semangat bermanfaat kawan, usir semua keburukan hati mu, dengan kebaikan diri sesuai perintah tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun