Mohon tunggu...
Yan veraosmana
Yan veraosmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ngerokok lan Ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saling Menghargai Antar Sesama Pengguna Jalan

4 November 2022   13:36 Diperbarui: 7 November 2022   05:18 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejar Waktu Cepat Sampai, Tak Pedulikan Orang Lain, Pedulikah Pada Keselamatan Orang Lain?

Sebagai orang daerah berkunjung ke kota besar dengan membawa kendaraan sendiri, nyetir sendiri. Merupakan pengalaman yang menakutkan sekali bagiku.  Niat pingin ketemu saudara menjadi hambar, gara-gara kondisi jalanan dengan pengguna jalan yang menurutku aduh hai, jauh diluar ekspetasiku. Hehheh

Kenapa demikian? Ya, aku sendiri, merasa kaget banget, selain jalanan yang macet parah. Beda sekali dengan kondisi jalanan di daerah. Juga karena para pengguna jalan di kota besar lebih galak-galak daripada istriku dirumah. Dan tak pernah takut pada srempetan maupun jatuh. Huffff. Bisa dikata mau jalan rame atau macet, selalu grasak-grusuk. Kelihatan mengejar waktu banget. Mungkin bagi pengguna jalan dikota besar sudah menjadi pemandangan biasa. Tapi bagi aku sebagai orang kampung, waduh mengerikan sekali.


Memang tipikal pengguna jalan terutama di kota besar memang beda-beda. Ada yang suka srantal-sruntul, ada yang lambat cari selamat, ada yang tidak lambat dan tidak kencang, dan ada yang gak jelas ke kiri atau ke kanan seperti aku karena bingung, serta ada yang tidak fokus karena suatu hal. Nah, semua tipikal tersebut berkumpul di jalan yang kondisinya ramai. Bisa anda banyangkaan sendiri. Apa yang bakal terjadi? Coba deh mulai dibayangkan dari sekarang. Uffff banget pokoknya.

Dan aku sebagai orang daerah. Dapatnya hanya musibah saja, mobil lecet kanan kiri. Dimaki kanan kiri. Padahal menurutku sudah benar dalam berkendara, karena nyengol kanan kiri pun tidak, cuman hanya hati-hati saja. Tapi suara klakson tak pernah berhenti.  Hemmm bikin pening dan brisik pokoknya.

Dan tambah bikin pusing kepala, hingga pingin cepet sampai tujuan. Dengan harapan tidak mau jalan-jalan lagi dikota besar.

Padahal menurut ku, berkendara itu asik. Jikalau semua tidak berburu waktu. Dan semua saling menghargai antar sesama pengguna jalan. Dan tetep dengan mematuhi segala rambu-rambu lalu lintas yang ada. Tapi sejujurnya aku sih, lebih senang berkendara dikota besar. Tapi sayangnya sih tidak mungkin. Apalagi dikota besar dengan segala pernak perniknya para pengendara sekarang. Hehehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun