Mohon tunggu...
Nurul Yamsy
Nurul Yamsy Mohon Tunggu... Penulis - .

Jika ucap tak lagi mampu berkata, biarlah kata yang mengungkap

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelukan Bumi

30 September 2024   21:12 Diperbarui: 30 September 2024   21:36 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pelukan Bumi

sepertinya memang pelukan bumi lebih nyaman
ketimbang dekapan keriuhan yang melelahkan
terombang-ambing di ambang kerinduan mencekam
menyiksa air mata untuk selalu meluruh dan meleleh
di antara mata-mata merah menahan gelisah

lagi dan lagi tak ada teman berkisah selain bintang di angkasa sana
yang cahayanya terus meredup menunggu ajalnya menjemput
bolehkan ia menitip pesan pada langit
sampaikan pada yang dipeluk bumi, tentang rindu yang tak kunjung temu

kisah tentang kembang-kembang layu masih menjadi dongeng sebelum tidurnya
mengantarkan pada pengembaraan mencari kisah abadi
merajut sendiri cerita-cerita meneduhkan
dan menjahit luka-luka di antara bekas luka yang masih menganga

tangan yang dulu digenggamnya
justru kini sedang bermesraan dengan bumiNya
meninggalkan rindu-rindu dengan teramat pedih menyiksa
yang kian hari memenuhi ruang-ruang kosong di kalbunya

Tuhan, dengan kedua telapak tangan menengadah ini aku mengadu
rindu kepadanya teramat berat untuk  kutanggung
mengheningkan tawaku
meredupkan senyumku
sampai menenggelamkan jiwaku pada kehampaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun