Mohon tunggu...
Nurul Yamsy
Nurul Yamsy Mohon Tunggu... Penulis - .

Jika ucap tak lagi mampu berkata, biarlah kata yang mengungkap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu Tak Bermuara

25 Maret 2024   05:20 Diperbarui: 25 Maret 2024   05:23 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sengaja membiarkan jendela rumahku terbuka
Ketika sang rembulan mulai mengintip dukaku
Memberi jalan pada hembus angin yang menggigil
Menambah luka yang menganga semakin dalam

Goresan yang teramat pilu itu telah berlalu
Bersama purnama yang perlahan berganti
Namun perih yang ditinggalkan mencipta bekas
Yang tak pernah ia sadari ada air mata yang mengalir

Entah rindu ini akan berakhir pada muara yang seperti apa
Taman-taman kembang yang menyejukkan pandang
Atau jurang yang memeluk kenestapaan
Atau bahkan pada siksa yang membunuh secara perlahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun