Tulisan ini merupakan Refleksi Diskusi Interaktif Online di Group facebook Warga Purbolinggo Lampung Timur yang diselenggarakan pada tanggal 23 April 2016. Diskusi dselenggarakan secara online dengan peserta yang berasal dari anggota Group.
Anak anak seperti kehilangan Masa kecil. Wilayah dan ruang bermainnya telah disekat oleh kemajuan jaman dan kecanggihan teknologi. Mulai dari Perubahan jenis permainan. wahana permainan digital dan visual telah mendominasi ketimbang wahana permainan lokal yang konvensional.
Permainan berbasis perangkat lunak seperti akan menekuk habis permainan cogklak, gobak sodor, dan lain lain. Begitupun tontonan dan Hiburan hampir kehilangan sekat antara milik anak dan dewasa. Saat ini penyanyi cilik menyanyikan lagu orang dewasa. Yang dewasa menyanyikan lagu kekanak-kanakan. Maksudnya bertujuan menghibur anak-anak tapi justru mengubur masa keemasan anak anak.
Permainan Anak anak Tradisional kini sulit ditemukan. Karena orang tua yang dulu pernah memainkannya juga "terkalahkan" dengan dalih "sudah bukan jamannya lagi". Kini banyak permainan anak yang dianggap bergengsi tapi sesungguhnya menurunkan empati, daya kreasi, mempersempit ruang sosialisasi dan kemampuan beraktualisasi. Banyak permainan anak yang berbiaya mahal, tapi hanya membuat anak berfikir dangkal, merasa kesal dan berujung sesal.
Apa yang bisa dicermati dari permainan tradisional?
Permainan Anak tradisional, sebenarnya berbiaya murah. Lebih lumrah, membuat pikiran anak sumringah dan bisa mencegah anak anak marah. Kembali ke permainan tradisional tak perlu merasa gengsi. Karena bermanfaat untuk menunjang interaksi, sosialisasi, kreasi dan partisipasi.
Banyak KEsempatan Untuk menghidupkan Kembali Gairah Permainan Tradisional di Sekitar Lingkungan Kita. Anda Semua yang mengikuti Diskusi Interaktif ini Adalah Contoh Orang yang masih Peduli.
Lomba, Kompetisi, Festival Hingga Membentuk Komunitas Adalah jawaban dari Semua Keadaan dan Nasib Permainan Tradisional Anak Anak.
Pasti bahwa Permainan Anak Anak Mengandung Manfaat :
1. Melatih Kecerdasan Intelektual
2. Melatih Kecerdasan Emosi