Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dukung Jokowi, TEMPO Bikin Berita Bohong

30 Mei 2014   07:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:57 2923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14013854832103431414

[caption id="attachment_308969" align="aligncenter" width="634" caption="TEMPO Edisi 25 Mei 2014"][/caption]

Niat hati mencitrakan Jokowi, TEMPO buat berita bohong. Jokowi dipecundangi TEMPO.

Kita masih ingat, betapa hebohnya Jokowi pimpin shalat zuhur di kantor pusat Muhammadiya pada kamis, (20/3/14). Berita Jokowi jadi imam shalat itu, ada di halaman pertama media.

Fotonya pun tersebar luas di sosial media. Tak ada lagi medium pencitraan, kini shalat Jokowi dieksploitir, jadi komoditas politik dan bahan kampanye. Akhirnya berita bodong itu terkelupas juga ke publik.

Namun di balik serunya kisah pembajakan shalat untuk citra politik itu, ada cerita lucunya yang menyertainya. Oleh TEMPO Edisi Minggu, 25 Mei, menulis pengakuan Ketua Umum PP Muhammadiyah. Berikut isi beritanya :

"Tenyata memang tak seperti yang diisukan. Cara salatnya Jokowi  bagus, bacaan Al-Qurannya pun panjang-panjang," ujar Din bercerita di sela-sela mengomentari pidato politik Jokowi di Tanwir Muhammadiyah, Kalimantan Selatan, Sabtu, 24 Mei 2014

Din juga mengatakan meski masih ada logat Jawa tapi Jokowi apik membacakan ayat Al-Quran. Menanggapi intermezzo dari Din ini, Jokowi pun hanya tersenyum kecil dan banyak mengangguk." (sumber ; TEMPO 25/05/14)

Lucunya adalah, shalat yang diimami Jokowi di kantor PP Muhammadiyah itu adalah shalat zuhur. Dimana untuk shalat zuhur dan ashar, imam tidak membaca Surat alqur’an  dengan suara keras (dibaca secara lirih/perlahan/tidak mengeluarkan suara).

Beada dengan shalat magrib, Isa dan subuh yang dibaca dengan suara keras. Lalu dengan cara apa Din Syamsudin menilai kualitas bacaan shalat Jokowi?  Belakang tersiar, Ketua PP Muhammadiyah itu mengklarifikasi plintiran berita TEMPO dan beberapa media dengan berita bodong serupa ke publik.

Saya malah membayangkan, wartawan yang menulis sekaligus memelintir statemen Din Syamsudin ini disemprot habis-habisan oleh pimpinan redaksi, akibat berita yang dibuatnya bodong dan tak masuk akal. Inilah repotnya kalau jurnalis merangkap timses capres. Serba galau dan menulis berita galau.

Sungguh ini terlalu, bila Koran sekelas TEMPO menulis berita bohong, apalagi menipu publik. Jurnalisme yang tumbuh dengan kejujuran mengungkap fakta, dan berintegritas dalam menyampaikan kebedaran, kini cuma sekumpulan pencari kerja yang menjual berita politik murahan. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun