Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Teror-is

1 April 2021   13:43 Diperbarui: 1 April 2021   17:57 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: lampungpost.id)

Osama Bin Laden, sorban, jenggot, agamanya, adalah alat pesan. Ia (Osama) dan semua yang ada padanya adalah "sesuatu yang dikemas---menjadi common enemy. Osama adalah Islam, Islam adalah Osama."

Hingga kini, senjata pemusnah massal itu raib. Tapi Irak sudah kadung lebur bagai buih. Terlunta-lunta tiada arah hinga nyaris punah. Tenggelam dari sejarahnya sebagai negeri 1001 malam. Ekonomi morat marit. Kekerasan sipil meruak tiada tertahan. Disusul Mesir, Suria apalagi Palestina yang terlanjur blangksang seumur-umur.

Di belakang terorisme ada Islam. Mission accomplished ! Maka labeling itu berlangsung tanpa lawan berarti. Terorisme, agresi militer, ekspansionisme, genosida, hegemonisme dan kapitalisme datang bareng-bareng sembari bertepuk tangan hore dengan demokrasi.

Setelah tragedi WTC yang menuai aneka debat soal teori konspirasi, apa yang tersisa? Cumalah tepuk tangan belaka. Riang gembira menyambut datangnya demokrasi. Setelah kepala boca kecil di Afganistan lumer bagai adonan. Pun dada bapak mamanya raib diterjang rudal malamnya. Kita bertepuk tangan !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun