Osama Bin Laden, sorban, jenggot, agamanya, adalah alat pesan. Ia (Osama) dan semua yang ada padanya adalah "sesuatu yang dikemas---menjadi common enemy. Osama adalah Islam, Islam adalah Osama."
Hingga kini, senjata pemusnah massal itu raib. Tapi Irak sudah kadung lebur bagai buih. Terlunta-lunta tiada arah hinga nyaris punah. Tenggelam dari sejarahnya sebagai negeri 1001 malam. Ekonomi morat marit. Kekerasan sipil meruak tiada tertahan. Disusul Mesir, Suria apalagi Palestina yang terlanjur blangksang seumur-umur.
Di belakang terorisme ada Islam. Mission accomplished ! Maka labeling itu berlangsung tanpa lawan berarti. Terorisme, agresi militer, ekspansionisme, genosida, hegemonisme dan kapitalisme datang bareng-bareng sembari bertepuk tangan hore dengan demokrasi.
Setelah tragedi WTC yang menuai aneka debat soal teori konspirasi, apa yang tersisa? Cumalah tepuk tangan belaka. Riang gembira menyambut datangnya demokrasi. Setelah kepala boca kecil di Afganistan lumer bagai adonan. Pun dada bapak mamanya raib diterjang rudal malamnya. Kita bertepuk tangan !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H