Waktu di bangku Aliyah, saya saudah tahu MQ. Epitome dari Manajemen Qalbu Aa Gym. Dari urusan hati itulah, ia bikin majalah hingga TV dan anek anak cucu usaha di bawah MQ Corporation.
Return and asset MQ Corp, kembali ke urusan hati juga. Mendidik ratusan bahkan ribuan santrinya di Darut Tauhid-Bandung. Saya pernah ke sana, tapi cuma melongok dari depan gerbang saja. Selebihnya saya cari tahu di youtube.
Apakah karena ia Sunda, kalau omong di tausiyah bukan main. Lembut laksana kapas. Lalu di kapas itu dibalur minyak zaitun yang mengkilat dan lembut. Dengannya hati kita diusap-usap silir-semilir. Ia menyampaikan pesan dengan sentuhan hati.
Omongannya mendayu-dayu. Pilihan katanya sederhana. Nukilan ayat-ayat Al quran dan hadits selalu cocok. Bukan sekenannya. Meski sudah omong ke mana-mana, kembalinya ke palung hati juga.
Waktu saya baca buku Abdul Munir Mulkan THE POWER OF ANGEL, dengan menukil Rumi, profesor ini bilang, secara mikrokosmos, manusia itu pusat orbit kehidupan. Saya tercengang alang kepalang. Sebegitu genting posisi manusia. Apa soal?
Lalu temulah saya di bagian QS: Ar rum : 41. Bahwa manusialah sabab musabab kerusakan di darat, pun di laut. Bila nabi SAW bilang segumpal hatilah menjadi pokok perkara, maka benar adanya kata Rumi itu. Seonar apapun manusia, pasti urusannya hati.
Hidup ini cuma dua, benar atau salah. Keduanya berorbit dan tarik menarik di sekitar dada manusia (hati). Maka aneka tausiyah Aa Gym, mendekatkan manusia pada pusat orbitnya--hati.
Hati manusia ada berupa-rupa. Ada hati gelap ada hati terang. Yang terang barang tentu bersih. Yang gelap tentu dekil sampai berlumut.
Kalau hati bersih, makin dekat pergerakan aktvitas ke pusat orbit, manusia makin tercerahkan. Kalau hati kotor, biar pergerakan makin dekat ke pusat orbit, yang ada cuma kegelapan dan kesesatan.
Aa Gym bekerja siang dan malam. Dengan berbagai media dan channel. Memberisihkan dimensi spiritual hati dan mendekatkan manusia hatinya.
***