[caption id="attachment_315301" align="aligncenter" width="560" caption="Teror "][/caption]
Juara tiga kali Jerman akan menghadapi juara dua kali Argentina di final Piala Dunia 2014 yang akan digelar malam ini (Minggu, 13/7/2014) di Stadion Maracanã, Rio de Janeiro.
Horoisme Jerman hingga melenggang ke laga final FIFA World Cup 2014 setelah mencukur Brazil 7-1, adalah keajaiban sejarah sepak bola seumur-umur. Dan kali ini, Jerman menghadapi Argentina yang hanya mampu mengalahkan Belanda 4-2 melalui drama adu pinalti.
Masa lalu, selalu memberikan jejak yang kuat. Sejarah empat tahun lalu (world cup 2010), tentu menjadi kenangan pahit yang terus mengulik stabilitas temperatur batin tim Tango. Di Piala Dunia 2010, Jerman pernah tanpa ampun menggunduli Argentina 4-0 di perempat final dengan pelatih yang sama Joachim Loew. Dan malam ini kita mengukurnya !
Sudah pasti, final FIFA World Cup malam ini, akan berlangsung sengit. Kita pun patut menghela prediksi, bahwa “adu pinalti” adalah drama “krusial” dan paling mengkin; untuk mengukuhkan epos kedua tim raksasa ini mendulang tropi emas World Cup.
Sudah adaempatadu pinalti di Piala Dunia 2014 di Brazil. Namun rekor bersama sejauh ini dipegang Italia pada 1990 dan Jerman pada 2006. Dus, final di Maracana-Brazil, akan membuat final sejarah. Sejarah takluknya kerajaan sepak bola Bangsa Latin di bawah telapak kaki Bangsa Eropa. Atau sejarah Heroisme Argentina di kandang negara penggila Bola-Brazil; yang menjadi musuh abadinya.
Argentina datang ke turnamen FIFA World Cup 2014 dengan tim prima bertumpuk, untuk mencetak banyak gol. Tapi cederanya Sergio Aguero dan Angel Di Maria telah meninggalkan Lionel Messi memikul banyak beban sendiri. Di semifinal, Messi tampak lelah--kusut.
Tak pelak, di kepala dan hati Messi, memikul segunung beban penokohan atasnya yang diberikan publik Argentina. Tak luput, kutukan lama warga Brazil terhadap Argentina pun pasti terulang, dan menekan batin tim Tango. Mungkinkah Lionel Messi mampu melewati kutukan hantu adu pinalti melawan Jerman malam ini?
Menimbang Argentina dan mengakui ketangguhan Jerman, adalah dua hal menarik.Jerman adalah tim yang terus memvalidasi perbaikan dalam dekade panjang asosiasi sepak bola. Tim yang dijuluki Der Panzer ini, terus menghasilkan generasi pemain berbakat secara teknis.
Tadinya kita sempat ragu, bila Der Panzer melaju, saat backline Jerman tampak rentan diawal babak penyisihan grup, tapi pertahanan Jerman terus tervalidasi, sejak Philipp Lahm kembali. Inklusi Miroslav Klose di lineup awal, telah mendorong serangan yang terlihat memuncak pada waktu yang tepat. Inilah ancaman mematikan yang tentu terus digelisahkan Alejandro Sabella
Keyakinan Jerman menang itu, memantik Joachim Loew secara bertenaga menutur : "(Tim) Amerika Latin di benua ini telah mampu mendominasi sepanjang waktu. Tapi mengapa tidak bisa hal itu dianggap sebagai sukacita tambahan bagi kita jika kita adalah yang pertama untuk menang di sini sebagai orang Eropa?." Mari kita saksikan !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H