Mohon tunggu...
RUANG AMATIR ✅
RUANG AMATIR ✅ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa Amatir di Yogyakarta

Terimakasih yang sudah mampir, silahkan dibaca, lekas nyaman dan semoga bermanfaat 🌾 . . . Instagram : phetrasr_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Generasi Muda Katongan di Era 4.0 (Four Point O)

27 Juni 2023   23:12 Diperbarui: 4 Juli 2023   17:05 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Making Indonesia 4.0 dalam acara Indonesia Industrial Summit (IIS) 2018 pada 4 April 2018.20 Peluncuran program ini dalam rangka Indonesia untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi Industri 4.0. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Making Indonesia 4.0 akan menjadi sebuah peta jalan dan strategi Indonesia memasuki era digital yang tengah berjalan saat ini. Sekaligus menjadi kunci untuk bisa bersaing dan memenangkan kompetisi pada persaingan global.

Untuk itu, industri nasionai membutuhkan konektivitas serta interaksi melalui teknologi, informasi dan komunikasi yang terintegrasi dan dapat dimanfaatkan di seluruh rantai nilai manufaktur guna mencapai efisiensi dan peningkatan kualitas produk. Airlangga menjelaskan, Making Indonesia 4.0 memberikan arah yang jelas bagi pergerakan Industri nasional di masa depan, termasuk fokus pada pengembangan lima sektor manufaktur (Makanan & minuman, otomotif, elektronik, kimia dan tekstil) yang akan menjadi percontohan serta menjalankan 10 inisiatif nasional dalam upaya memperkuat struktur perindustrian Indonesia.

Menurut Airlangga, implementasi Industri 4.0 di Indonesia mampu mendorong pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) riil sebesar 1-2 persen per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik, dari garis dasar lima persen menjadi enam sampai tujuh persen pada periode tahun 2018-2030.

Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa mencermati pentingnya membangun kualitas generasi muda pada era kebebasan informasi dan terjadinya kondisi patahan tatanan sosial ini, adalah terwujudnya generus berkualitas mandiri yang termasuk di dalamnya memiliki kecakapan hidup, akan menjamin keberlanjutan diri, keberlangsungan  bangsa dan negara, dalam mengarungi bahtera kehidupan yang semakin cepat dan tinggi dinamikanya.

Sebenarnya apa itu kemandirian? Kemandirian adalah sikap (perilaku) dan mental yang memungkinkan seseorang untuk bertindak rasional, bebas, benar, dan bermanfaat; berusaha melakukan segala sesuatu dengan jujur dan benar atas dorongan dirinya sendiri dan berkemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajiban, sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi secara efektif dan efisien; bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya, dan berkemampuan untuk melaksanakan amanah yang diemban serta bisa bekerja sama yang baik dalam kebaikan.

Kemandirian dalam pengertian tersebut dapat berlaku bagi perorangan atau kumpulan atau perkumpulan. Artinya kemandirian tidak berarti tidak boleh bekerja sama, namun / justru mewujudkan kerja sama yang sinergis/baik (saling menguatkan). Kemandirian justru mensyaratkan masing-masing anggota kumpulan atau kelompok diisi oleh pribadi- pribadi mandiri, sehingga masing-masing dapat melaksanakan tugasnya dalam kelompok itu secara mandiri dan sinergis.

Untuk itu, generasi muda Kalurahan Katongan, Kecamatan Nglipar dapat memberikan kontribusi penting dalam membangun desa wisata di era Industri 4.0 dengan cara menggunakan teknologi digital untuk mempromosikan dan memasarkan desa wisata, mengembangkan aplikasi mobile yang memberikan panduan wisata interaktif, menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan keahlian di sektor pariwisata, menjalin kerjasama dengan pihak terkait, dan terlibat dalam upaya pelestarian budaya dan lingkungan. Dengan kontribusi ini, generasi muda yang mandiri dapat membantu meningkatkan daya tarik desa wisata, memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengunjung, dan mempromosikan pembangunan desa yang berkelanjutan dan dapat menjalankan estafet keberlangsungan organisasi.
Pilot projek sebagai penggerak ekonomi kerakyatan yang harapanya akan ada keberlanjutan di bidang lain seperti agrowisata, agrokuliner dan lainya namun untuk mewujudkan perlu gagasan-gagasan baru untuk mendorong eksistensi religi halal. Dilaunchingnya Punthuk Kepuh sebagai wisata kuliner halal mampu memberikan dampak nyata dan mendorong pelaku UMKM dapat terus berkembang. Wisata Kuliner dan Religi Punthuk Kepuh ini meliputi 12 item program pengembangan. Program-program yang sudah disinergikan dengan Kementrian BUMN diantaranya: Taman Edukasi Pendidikan, Spot selfi Punthuk Kepuh,  Edukasi Madu Lanceng, Kebun Aloevera, Joglo Kuliner Halal,  Tradisional Olahan, Penanaman Shorgum, Kebun Buah, Pesona 17 Kali Oyo, Wisata Religi, UMKM go Ekspor, Program pengemukan kambing dan domba.

Marsih _ AP ( UGK  )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun