Mohon tunggu...
RUANG AMATIR ✅
RUANG AMATIR ✅ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa Amatir di Yogyakarta

Terimakasih yang sudah mampir, silahkan dibaca, lekas nyaman dan semoga bermanfaat 🌾 . . . Instagram : phetrasr_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perihal Lara yang Harus Disudahi

1 Juli 2021   23:24 Diperbarui: 2 Juli 2021   00:04 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo sobat literasi, perkenalkan aku adalah amatiran yang pernah bertemu dengan lara, iya lara hati. Aku mengerti, mungkin kalian yang mampir kesini adalah kalian yang pernah merasakan lara, atau sedang merasakan lara, atau mungkin kalian yang masih terpikat denganya sampai saat ini. Tenang ya, nggak hanya kalian kok yang mengalaminya, banyak orang yang mengalaminya, mungkin di sekeliling kalian juga ada yang mengalaminya.

Pernah nggak, kalian berfikir hidup itu bisa seterusnya bahagia tanpa ada lara, berimbang dengan kebahagiaan yang terus datang. Tapi sederhanya begini, coba kalian ingat lagunya Banda Neira yang berjudul "Yang Patah Tumbuh". 

Yang patah tumbuh, yang hilang berganti, yang hancur lebur akan terobati, yang sia-sia akan jadi makna , yang terus berulang suatu saat henti, yang pernah jatuh kan berdiri lagi.

Lirik lagu ini sesuai dengan realita, yang mana tak semuanya itu bahagia, harus ada patah agar kita bisa berusaha untuk tumbuh, harus ada hilang agar kita bisa mencari pengganti, harus ada hancur agar kita bisa terobati, harus ada sia-sia agar kita bisa mencari makna, harus ada kejadian yang terus berulang agar kita bisa menghentikannya, dan harus ada jatuh agar kita bisa berusaha untuk berdiri lagi.

Sumber pict : CNN Indonesia
Sumber pict : CNN Indonesia
Pada akhirnya kita harus bersiap untuk menerima lara suatu saat nanti, mungkin besuk kita sudah harus bersiap. Karena hidup akan terus berjalan, apa iya kita akan terus bersedih meratapi masa lalu yang sudah berlalu, dan akan terus berlalu?

Pilihan ada pada kita, mau bagaimana kita selanjutnya, apakah akan terus meratap pada lara, atau lekas bangkit untuk menjalani kehidupan dengan optimis, meraih apa yang belum sempat kita raih, berjuang mengembalikan hasil dari waktu yang kita sia-siakan. 

Mulai menikmati indahnya dunia yang tidak sesempit memikirkan lara. Mari lekas pulih bersamaku, tidur nyenyak bersamaku. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, dimanapun kita, dalam keadaan apapun kita. Karena hanya kepada-Nya jiwa raga kita berharap dan kembali. 

Sudahi sedihmu, lekas tersenyum bersamaku :)

Sumber pict : Depositphotos
Sumber pict : Depositphotos

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun