kupandangi sejak beberapa saat lalu... meski agak jauh.... seorang ibu yang sedang menimang mesra anaknya di sore yang cerah.... wajahnya begitu ceria.. seperti cerahnya sore ini. Sayup ku dengar tawa riang si anaknya yang masih bayi... dalam gendongan. Tangan si bayi meraih-raih dengan lembut ujung hidung ibunya... aku sulit menggambarkan kilatan bahagia tiada tara dari mata si ibu yang manis ayu... walau tanpa sentuhan gincu dan bulu mata palsu.... sungguh mengharukan.... aku tertawa tertahan melihat si ibu memainkan ujung jilbab-nya di hidung anaknya.... menyentuhkannya - membuat geli di ujung hidung si bayi lelaki .... senyum merekah... di bibirnya yang indah... senyum penuh bahagia.... lelaki manapun tak akan rela, jika ada yang mengganggu mereka.... sekelabat lalat pun... tak akan direlakan untuk menginterupsi nuansa bahagia sore ini.... sore ini milik mereka... berdua... ibu dan anak lelakinya.... tiada kebahagiaan yang lebih daripada seorang ibu yang menimang anaknya yang sehat... riang.... dan gembira.... apalagi si anak sudah sekian lama di nanti.... dia menjadi penghapus segala duka laranya yang sekian lama menderanya.... segala kenangan duka lama telah sirna... berganti bahagia tiada tara... yang bahkan dalam mimpi pun dia tak berani membayangkannya. mungkinkah.... apa yang dialaminya dulu adalah bayaran di muka atas semua bahagia yang sekarang direguknya.... ku pandangi lagi... dari pinggir tanah lapang yang luas berumput hijau yang berseri ini.... di antara lalu lalang orang di senja yang indah... hangat... dan sejuk ini..... senja bahagia... luruh perlahan... digantikan petang yang berhias purnama merah jambu .. dan kejora di sampingnya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H