"Satu-satunya hal yang membuatku sedih adalah ketika aku tidak bisa memandangmu ketika kau memandangku" Kata mu dulu, "we had a right love but at the wrong time ..." dan kita harus terima itu... dan kita akan berjumpa ketika waktu yang tepat itu datang... tetapi sementara menunggu aku dirundung kegelisahan, kegelisahan yang mungkin tak beralasan namun sering kali mendera, bahwa ketika pada akhirnya kita bertemu, aku tidak bisa lagi memandangmu ketika kau memandangku bahwa ketika pada akhirnya kita bertemu, aku telah menjadi dingin ketika kau memeluk hangat diriku bahwa ketika pada akhirnya kita bertemu, aku telah menjadi layu ketika kau butuhkan daya itu... lalu untuk apa penantianmu lalu untuk apa kesabaranmu? lalu untuk apa pertemuan itu? dan untuk apa Sang Sutradara kehidupan melakonkan kita dalam drama hidup ini? untuk kesia-siaan? atau untuk apa? dan .... ketika isak itu sirna... di akhir malam-malamku dan ketika lelah jiwa menghampiri raga di ujung dinihari akhirnya aku harus terima... inilah misteri itu... entah apa dan mau bagaimana... jalannya cerita bukan di tangan ku atau di tangan mu... tapi ada pada Nya... namun dalam hening ku ini... aku inginkan dirimu... ada dan tak pergi lagi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H