Mohon tunggu...
yakub adi krisanto
yakub adi krisanto Mohon Tunggu... -

hanya seorang yang menjelajahi belantara intelektualitas, dan terjebak pada ekstase untuk selalu mendalami pengetahuan dan mencari jawab atas pergumulan kognisi yang menggelegar dalam benak pemikiran.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peti Mati, Horor yang Menghasilkan Kelucuan

6 Juni 2011   04:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:49 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berita mengenai kiriman paket peti mati ke sejumlah media cetak dan eletronik tidak menimbulkan kepanikan. Berbeda halnya apabila yang dikirim adalah paket bom atau dalam peti mati tersebut ternyata berisi bahan peledak. Peti mati di awal hari, tidak cukup menakutkan apabila menghasilkan kepanikan pekerja di media.

Apakah peti mati sudah mengalami degradasi pamor ataukah memang nalar sudah begitu mendominasi kognisi kolektif kita? Degradasi pamor peti mati terjadi karena pilihan momentum waktu, yaitu pagi hari dan tempat tujuan. Waktu pagi hari di awal minggu memberi kontribusi turunnya pamor peti mati. Peti mati tetap berpamor ketika diletakkan pada malam hari, suasana akan lebih mencekam.

Tempat tujuan pengiriman peti mati ke perusahaan media menjadi bagian dari proses degradasi pamor. Degradasi pamor tersebut terkait sikap atau respon, misalnya di kantor kompas peti mati akhirnya di pajang untuk dipamerkan. Sikap yang didahului dengan kajian pemikiran bahwa kiriman peti mati berkaitan dengan iklan atau strategi pemasaran.

Lucunya terletak dimana? Kelucuannya ada di ketidaklucuan atau dalam bahasa gaulnya disebut 'garing' atau kode simbol di jejaring sosial disebut 'krik krik'. Pengiriman peti mati yang memang tidak untuk menghasilkan kelucuan akhirnya mengungang gelak tawa atau minimal gelak senyum dari 'penonton'. Tingkah laku pengiriman apabila mengamini dugaan pekerja kantor kompas bahwa peti mati merupakan strategi pemasaran maka itulah kelucuan karena garingnya strategi itu.

Peti mati menjadi obyek bercanda. Dan menjadi serius apabila hakim berani mengirim koruptor ke dalam peti mati tersebut. Selama yang serius belum terjadi maka peti mati masih memiliki potensi kelucuan. Atau serius yang kedua ketika peti mati yang berisi bahan peledak dikirim ke rumah koruptor dan meminta kesadaran koruptor untuk masuk ke peti tersebut kemudian diledakkan dengan remote control.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun