Mohon tunggu...
yakop ovan1995
yakop ovan1995 Mohon Tunggu... Guru - Mengasah Hati & Budi Melalui Menulis.

Saya akrab disapa Ovan.Menyimak dan berpetualang.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Naik Tangga: Ekonomi dan Kemerdekaan

27 Agustus 2024   23:18 Diperbarui: 27 Agustus 2024   23:32 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Naik  Tangga: Ekonomi dan Kemerdekaan

                       Oleh: Ovantus Yakop

Kata Kunci: Kemerdekaan, Petani Cengkeh dan Ekonomi

Langit biru bumi pertiwi begitu indah dan damai di hati. Indah menyaksikan aneka tiang-tiang bendera merah putih, bendera panji dan tunas kelapa berkibar ria di bulan Agustus. Sebuah peristiwa gembira yang patut dikenang sepanjang masa. Dikenang karena bertepatan dengan bulan memperingati hari kemerdekaan.

Kemerdekaan sejati bernafas dari berbagai dimensi kehidupan. Kata kemerdekaan dapat diartikan sebagai; bangkit, bebas, lega, puas. Sebuah kata yang istimewa mengandung makna dan nilai-nilai dari sebuah peristiwa. Kata yang menggambarkan ekspresi; riang, damai dan tentaram.

Kemerdekaan adalah hak setiap individu. Kemerdekaan individu itu perlu di dorong dengan tindakan nyata, pola pikir, kerja nyata dan hasil.  Apakah petani kita sudah merdeka? Apa aktivitas petani di bulan kemerdekaan ? Apakah petani turut bergembira di bulan kemerdekaan?

Baca juga: Hotel Terbang

Naik Tangga Memetik Cengkeh dalam Konteks Ekonomi Petani

Ekspresi riang lahir dari hati. Hati saya pun turut berbahagia dengan aneka senyuman yang tulus dari petani cengkeh. Potret realitas yang sungguh merdeka dan istimewa di tahun 2024. Keistimewaan itu nampak ketika cengkeh yang ditanam baru berbuah kembali.

Selama kurun waktu 4 tahun Pohon Cengkeh tidak berbuah. Ujar Ibu Yustiana Jemidan, salah satu petani Cengkeh di Kampung Gulung, Desa Pong Leko, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai. Lebih lanjut,Ibu Yustina menegaskan setelah penantian panjang akhirnya berbuah juga. 

Situasi ekonomi masyarakat tak menentu, sejak Covid 19 melanda bangsa, ditambah lagi dengan tidak ada hasil bumi yang dapat menunjang ekonomi rumah tangga. Banyak warga Kampung yang mengeluh dengan situasi selama ini.

Secuil senyuman kembali muncul, ketika mata menatap pohon cengkeh yang mulai berbuah. Meskipun sedikit, tapi sangat membantu kesejahteraan rumah tangga. Kemerdekaan petani di bulan Agustus di kampung Gulung adalah mencari bambu, membuat tangga, membeli tali penyangga, mengikat tali dan puncaknya adalah naik tangga serta memetik cengkeh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun