Mohon tunggu...
yakobus s m
yakobus s m Mohon Tunggu... Konsultan - Wisata Lestari Owner

SDGs Award

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Demi Menjaga Keberlanjutan Sumber Kekayaan Baru Pariwisata Labuan Bajo

30 Juli 2022   21:37 Diperbarui: 30 Juli 2022   21:49 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-Segera Batalkan  Penerapan Putuskan  Tarif Baru Kawasan Taman Nasional Komodo -

Konsep pembangunan berkelanjutan berlandaskan 5 aspek utama, people, planet, prosperity, peace dan partnership. Kawasan Taman Nasional Komodo memiliki nilai konservasi tinggi terkait satwa, perairan dan bentang alam. Kawasan Wisata Taman Nasional Komodo menjadi sumber kekayaan alam baru yang bernilai komersial tinggi. Kawasan ini tumbuh berkembang bersama masyarakat Manggarai Barat yang multi etnis.   

Selain terkenal dengan The Dragon atau Komodonya, masyarakat Manggarai Barat memiliki sifat kesederhanaan dan budaya belarasa yang tinggi. Hal ini menjadi salah satu faktor utama dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo.

 Budaya belarasa yang tinggi   menjadi penopang utama dalam mengatasi tantangan dan permasalahan  bidang pariwisata.

Akhir-akhir ini, perkembangan infrastruktur dan sarana prasarana sangat pesat. Destinasi wisata super prioritas ini telah mengubah wajah kawasan wisatanya. Bandara, pelabuhan, jalan dan trotoar, sumber energy listrik, sarana air bersih, halaman muka area pesisir pantai dan kawasan marina labuan bajo, bukit Waringin, Gua Batu Cermin serta pengembangan aspek  sosial budaya dan ekonomi masyarakat.

Di akhir Juli ini, perhatian dunia kembali menyoroti Destinasi Wisata Labuan Bajo. Dengan menpertimbangkan aspek konservasi, tarif masuk Taman Nasional Komodo dikenakan biaya 3,75 juta. Banyak pertanyaan yang muncul terkait dengan adanya ketetapan ini. 

Ditetapkan   tanggal 29 Juli 2022, secara bersamaan dengan Program Wildlife Komodo di Labuan Bajo. Terjadi aksi penolakan melalui demo dan pernyataan sikap masyarakat pariwisata.

Para pelaku pariwisata secara langsung terdampak oleh kebijakan ini. Pemangku kepentingan sektor pariwisata seperti asosiasi pariwisata, perhotelan, tenaga pariwisata, transportasi darat dan laut, sektor jasa pariwisata dan masyarakat  menolak kenaikan tiket masuk Taman Nasional Komodo. 

Namun, sangat disayangkan peran pemerintah daerah dan perwakilan rakyat seakan menutup kuping. Pemerintah dan wakil rakyat yang seharusnya menjadi saluran aspirasi ini. Lalu kemana lagi suara rakyat disalurkan ?

Melihat lebih dalam permasalahan ini dalam 5 aspek.

1. Aspek Konservasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun