Mohon tunggu...
Yakobus Asa
Yakobus Asa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Calon Imam, Kongregasi SSCC

Syarat untuk menjadi penulis ada tiga, yaitu: menulis, menulis, menulis – Kuntowijoyo. saat ini masih menempuh pendidikan di uiversitas sanata darma, kampus Teologi

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta di SMA

9 November 2023   09:21 Diperbarui: 9 November 2023   09:43 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mau ngasitahu apa kak?" Ucapnya dengan nada yang serius.

Seketika suasana menjadi hening. Antara dia dan aku tercipta sekat kebisuan serta rasa yang mendalam. Aku hanya menunduk. Kali ini tanpa objek di tanganku. Aku hanya bengong melihat tanganku yang terletak di atas meja. Perlahan ia meraih buku sembari membaca. Kali ini dia tidak lagi menulis. Pikirku, mungkin hanya menatap buku itu dengan pandangan kosong.

"Rina, aku jujur ya. Aku 'suu...ka' sama kamu, bukan sebatas sahabat. Aku mau menjadi pacar kamu," kataku dengan jujur.

Setelah kalimat itu keluar dari bibirku, suasana menjadi hening. Tidak ada kata yang keluar dari bibirnya. Aku gelisah dibuatnya.

"Kak! Aku juga memiliki rasa yang sama. Aku juga cinta sama kamu," jawabnya sambil menatapku.

Yess! berhasil, batinku. Namun aku tidak bisa meloncat di hadapannya karena aku malu. Sebab dia adalah sahabatku sendiri. Setelah kuungkapkan isi hatiku, batinku terasa lega. Hari itu menjadi hari yang paling berharga yang tidak akan kulupakan seumur hidupku. Hari di mana cinta pertamaku bersemi. Kami pun melanjutkan belajar dengan hati gembira. Suka sama suka! Kami pun Kembali ke rumah. Seperti biasa, aku mengantarnya menggunakan sepeda motorku.

***

Hari, bulan, tahun silih berganti. Cinta kami semakin mendalam. Bahan kedua orang tua juga sudah mengetahui hubungan kami. Semua itu tampak dalam kemesraan yang kami rajut bersama sebagai persona kasih. Kini telah memasuki usia pacaran tiga tahun. Ujian Nasional telah usai. Masing-masing siswa memilih untuk melanjutkan kuliah sesuai minatnya sendiri. Aku memutuskan untuk kuliah di kampung sendiri. Sedangkan Rina belum ada kabar sama sekali tentang perencanaan kuliah.

Pagi ini aku mengajaknya bertemu di sebuah kedai kopi. Seperti biasa, aku menjemput di rumahnya. Bapa dan mamanya selalu mengizinkan dia kalau aku yang menjemputnya. Dia selalu bersedia kalau aku mengajaknya. Suasana tampak ramai dalam kedai itu. Kami sengaja mengambil tempat di bagian paling sudut dari kedai itu.

"Minum apa kamu?" Tanyaku seketika menempati kursi sembari meletekkan tas kami masing-masing.

"Aku teh hangat aja," jawabnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun