Mohon tunggu...
yaiba kallani
yaiba kallani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)

Selanjutnya

Tutup

Film

Rahasia Produksi "Aroma of Heaven"

2 April 2022   12:53 Diperbarui: 2 April 2022   13:18 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Yaiba Kallani (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Film dokumenter merupakan hasil interprestasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut. Misalnya, seorang sutradara ingin membuat film dokumenter mengenai biji kopi, maka ia akan membuat naskah yang ceritanya bersumber pada kegiatan para pembatik sehari-hari dan sedikit merekayasa agar menghasilkan kualitas film cerita dengan gambar yang baik. 

Film dokumenter merupakan salah satu kategori film non fiksi yang dimaksudkan untuk mendokumentasikan beberapa aspek realitas, terutama untuk tujuan instruksi atau mempertahankan catatan sejarah. Tahap produksi merupakan tahapan kru mematangkan atau mengimplementasikan konsep yang sudah dipersipkan selama praproduksi. Sebagai tahapan terakhir (pascaproduksi) tim produksi akan menyatukan gambar berdasarkan alur cerita yang sudah disusun sebelumnya.

 Dalam proses pembuatan film dokumenter, tim produksi harus melewati 'creative treatment' supaya mememiliki nilai estetika didalamnya. Film dokumenter berjudul "Aroma of Heaven" menjadi salah satu film dokumenter yang berhasil menyisipkan nilai estetika dalam cerita.

Budi Kurniawan selaku sutradara film dokumenter 'Aroma of Heaven' mengakui bahwa ini adalah kali pertama ia menggarap sebuah film dokumenter. Proses pembuatan film yang membahas mengenai kopi yang ada di Indonesia ini memakan waktu kurang lebih selama 5 tahun lamanya dan berhasil rilis di tahun 2014. Pada acara screening film ini di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pak Budi turut menghadiri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa Ilmu Komunikasi terkait produksi dan film. Menceritakan tentang jenis kopi yang ada di Indonesia, sang sutradara berhasil menyisipkan hal-hal yang dapat mengkritik pemerintah yang dimana kualitas kopi Indonesia yang bagus diekspor sedangkan rakyat hanya menikmati kopi dengan kualitas yang 'biasa'.

Banyaknya jenis kopi yang ada tidak bisa dikatakan mana yang lebih enak atau tidak enak, semua tergantung oleh selera masing-masing penikmat kopi. Semua kopi memiliki karakter seperti halnya manusia yang memiliki keunggulan tersendiri. Saat produksi, film ini memilih narasumber yang sangat mengerti dengan kopi seperti petani kopi. Pak Budi mengatakan, kita harus memilih narasumber yang bisa mendukung isi cerita dari film dokumenter yang akan kita angkat. selain itu mas Tobon selaku dosen Ilmu Komunikasi juga menambahkan bahwa dalam film dokumenter kita harus men-highlight cerita utama narasumber serta ditambahkan bumbu drama supaya memiliki punchline.

Berdurasi sekitar 60 menit, kalian bisa memahami bagaimana cerita para petani kopi yang ada dio beberapa wilayah Indonesia. Jika dibeberapa negara maju mereka memanen biji kopi menggunakan mesin sehingga kualitas kurang baik, di Indonesia para petani masih menggunakan cara manual yang dimana biji kopi dipilih dengan seksama dan memilih supaya menghasilkan kualitas terbaik. Secara sinematografi film ini memiliki kualitas yang baik dengan editing yang smooth.  Bagi kalian pecinta film dokumenter direkomendasikan untuk menonton film ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun