Mohon tunggu...
Yahya Romadhon
Yahya Romadhon Mohon Tunggu... -

ittiba'urosull

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Praktek Hukuman Atas Kesalahan Anak

23 Mei 2014   17:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Orang tua atau guru haruslah mampu memberikan hukuman yang tepat atas kesalahan anak. Berikut ini adalah beberapa contoh hukuman untuk setiap kesalahan yang paling sering dilakukan anak usia dini.

Jika Anak Berbohong

Galilah alasan kenapa anak berbohong. Bila ia berbohong dengan mengaku karena perbuatan jelek, jadi tidak mau diperlibatkan. Hukuman yang bisa diberikan adalah menambah waktu menyelesaikan pekerjaannya itu. Minta anak untuk mengerjakan ulang pekerjaan tersebut dengan lebih teliti. Untuk waktu tertentu, boleh kita melarang dia menyaksikan acara TV kesukaannya. Dengan demikian, hukuman ini bukan sekedar siksaan, melainkan berupa nilai tambah agar hasil kerjanya lebih baik. Untuk kasus bohong yang lain, semisal tidak mengaku sudah menghabiskan jatah kue adik/kakak, maka hukumnya dapat diberikan jatah kue berikutnya kepada adik/kakak yang sudah dirugikan.

Jika Anak Berkelahi Dengan Saudara

Cari tahu akar masalahnya. Kalau mereka berkelahi karena memperebutkan mainan, untuk sementara waktu mereka tak boleh memainkannya sampai masing-masing bersedia berbagi dan benar-benar mau bermain bersama. Bila ternyata diperlukan hukuman lain, tekankan hukuman itu pada salah seorang yang terbukti menjadi penyebab perkelahian. Anak yang menjadi korban tetap dihukum, tapi tak sekeras hukuman bagi si penyulut masalah. Semisal si korban diwajibkan menyapu lantai kamar, sementara anak yang menyebabkan masalah wajib mengepel lantainya. Akan tetapi jika keduanya sama-sama bersalah, jangan pernah berpihak pada salah satu anak denga cara membeda-bedakan hukuman.

Jika Anak Mencuri Uang

Bila anak mencuri keinginan memiliki mainan tertentu, hukumannya adalah dengan tidak memberikannya uang jajan selama beberapa hari. Perbuatan ini harus segera diatasi karena kalau dibiarkan akan berkembang menjadi kebiasaan buruk yang sangat mengganggu. Anak harus diarahkan agar bersikap jujur dalam mengutarakan kebutuhannya.

Jika Anak Tak Mengerjakan Tugas Rumah

Dalam setiap keluarga sebaiknya masing-masing anak memiliki tugas rumah. Bila tugas tersebut diabaikan berkali-kali, maka hukuman yang diberikan bisa berupa penambahan tugas. Bila penyebab kelalaiannya terlalu asyik bermain, maka untuk sementara waktu ia dilatang bermain sebelum tugasnya diselesaikan dengan baik.

Jika Anak Lupa Waktu

Karena asyik bermain, tak jarang anak jadi lupa istirahat dan tak sempat mengerjakan tugas. Saat memberi hukuman, cermati dulu apa yang menyebabkan ia sampai lupa waktu. Bila penyebabnya karena terlalu asyik bermain, untuk beberapa waktu jangan izinkan ia bermain di luar rumah. Tekankan ia harus belajar disiplin. Kalau ia belum terampil mengelola waktunya dengan baik, tugas orang tualah untuk mengajarkan anak menyusun jadwal harian sekaligus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jika Anak Menelpon Terlalu Lama

Ingatkan bahwa menelpon terlalu lama identik dengan membuang-buang pulsa dan waktu, selain sangat mengganggu anggota keluarga lain yang juga membutuhkan telepon tersebut. Hukuman yang bisa diberikan antara lain mengharuskan ikut menanggung biaya tagihan telepon. Caranya, kurangi jumlah uang jajannya. Akan lebih baik lagi bila sebelumnya sudah dibuat aturan bertelepon di rumah beserta hukuman bagi yang melanggar. Aturan ini harus disosialisasikan kepada anak.

Jika Anak merusak dan Menghilangkan Barang

Inti hukumannya adalah memintanya mengganti barang itu atau setidaknya berupaya memperbaiki kasalahan akibat ulahnya. Ini perlu dilakukan agar anak menyadari setiap barang (baik miliknya atau bukan) harus dijaga dengan baik. Namun, hukuman ini baru diberlakukan bila sebelumnya ia sudah diperingatkan. Bila sebelumnya tidak pernah dijelaskan dan kerusakan tersebut lebih karena ketidaksengajaan, maka hukuman sebaiknya tidak ditiadakan. Hukuman bisa berupa pengurangan uang jajan. Lalu setelah uang tersebut terkumpul, orang tua bisa menunjukkan barang pengganti yang dibeli dengan uang tersebut. Tentu saja, tak perlu seluruh biayanya ditanggung anak.

Jika Anak Bersikap Semaunya

Sebelum menghukum, sebaiknya orang tua menetapkan aturan yang harus disepakati dan dilakukan anak. Iringi aturan tersebut dengan pengawasan. Orang tua jangan terbiasa mengambil alih pekerjaan yang harus dilakukan anak. Biarkan anak melakukannya untuk melatih kemandiriannya.

Jika Anak Melawan Orang Tua

Perilaku melawan orang tua perlu penanganan berbeda pada setiap anak. Hukuman secara frontal tidak bisa segera dilakukan karena akan memperbesar pembangkangannya. Jika orang tua memukulnya, biasanya anak justru semakin melawan atau akan menjaga jarak dan kian menjauh dari orang tuanya. Akan lebih bijak bila orang tua mencari tahu kenapa dia melawan. Untuk itu, jalinlah selalu komunikasi dengan anak guna mencari solusi. Lain lagi bila perlawanan anak sudah melebihi batas kesopanan. Perlu ketegasan lain, seperti membatasi uang saku atau membatasi waktu mainnya.

Jika Anak Malas

Umumnya anak berperilaku seperti ini karena terbiasa dilayani, sehingga hukuman sering tidak berjalan efektif. Orang tua perlu memberi penjelasan kegunaan masing-masing aktivitas sampai anak menyadari dan mau mengubah sikapnya. Dalam hal ini, hukuman sebaiknya ditinggalkan, diganti dengan pemberian reward jika ia berhasil mengatasi kemalasannya. Jika dalam seminggu anak selalu belajar, sediakan hadiah yang benar-benar disukai anak. Namun bila ada yang bolong satu kali saja, perolehan hadiahnya pun dikurangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun