Tulisan ini terprovokasi dari tulisan Bang Yoss. Semoga juga dapat mengispirasi.
Dalam proses menulis, berapa banyak kita akan menghadapi masa-masa malas atau tidak mud?Â
Mungkin lebih dari banyak, sehingga membuat kita semakin sebal dan akhirnya tidak pernah lagi menulis.Â
Atau berapa kali kita merasa kita tak bisa menulis lagi, meski tangan masih lengkap serta komputer atau laptop tersedia? Mungkin berkali-kali.
Jika sudah demikian apa yang sobat nulis lakukan?
Berhenti nulis?
Jalan-jalan cari inspirasi sambil mendinginkan pikiran?
Atau membaca buku?
Atau yang lain?
Kalau saya selalu melakukan hal ini.