Siapa yang tidak mengenal sosok Bob Marley, mungkin kita semua tidak pernah melihat sosok bob marley secara langsung, namun  karya dan para fansnya mendunia. BoB Marley sendiri merupakan seorang musisi dan juga seorang aktivis kemanusiaan yang getol menyuarakan kedamaian, harmoni dan rasa cinta antar sesama manusia. jika kita mendengar naman Bob Marley pasti langsung terfikir dalam benak kita adalah musik reggae dan gaya rastafari. memang tak salah jika kita berfikir demikian, pasalnya Bob Marley dalam menembangkan karya - karya nya selalu membawa dan mengagungkan rastafari. rastafarinism sendiri awalnya merupakan perkumpulan masyarakat atau orang - orang yang mencintai dan mengangumi salah satu raja di kerajaan Ethiopia yang mendapat gelar kerajaan sebagai King Hailie Selasie I. Rastafarian sendiri mengagumi dan meyakini bahwa King Hailie Selasie I merupakan juru selamat bagi kaum kulit hitam yang pada masa itu masih kerap terjadi perbudakan dan rasisme.Â
Apa hubungannya Rastafari dengan Bob Marley ?
Bob Marley lahir di Jamaika pada 6 february 1945 dengan nama asli Robert Nesta Marley. pada tahun 1963 Bob Marley membentuk grup musik "The Wailers" bersama dengan dua rekannya Peter Tosh dan Bunny Livingston. The Wailers pada awalnya memainkan musik dengan genre "Ska" yang iramanya selalu membawa suasana sukacita dan kesenangan. Â pada tahun 1966 Bob Marley menikah dengan istrinya yang bernama Rita Marley, pernikahan dengan Rita inilah yang kemudian memperkenalkan Bob Marley dengan rastafarianism.Â
Bob Marley mulai mengkuti rastafarianism dan mengagumi King Hailie Selasie I yang dianggapnya sebagai sosok pembawa perubahan dan kebanggaan bagi kaum kulit hitam dan bangsa Afrika. Rastafarianism diambil dari nama asli King Hailie Selasie I yang memiliki nama asli " Tafari Makonen", dikarenakan beliau anggota kerajaan sehingga mendapat gelar pangeran "Ras" dalam bahasa Ethiopia sehingga dikenal dengan nama "Ras Tafari Makonen". kekaguman Bob Marley dengan sosok King Hailie Selasie tersurat dalam tiap lirik-lirik lagunya selalu menggaungkan rastafari.
pada tahun 1969 rekan Bob Marley dalam grup "The Wailers" Peter Tosh dan Bunny Livingston mantap sepenuhnya menganut rastafarianism, hal inilah yang akhirnya membawa Bob Marley dan grupnya "The Wailers" membawakan musik dengan irama rocksteady yang lebih melow yang kemudian dikenal dengan istilah musik reggae. Musik ska yang awalnya menjadi genre awal "The Wailers" dimana irama musiknya menyiratkan rasa ceria lama kelamaan beralih reggae dimana hal ini juga dipengaruhi kondisi sosial yang ada di Jamaika dan dunia yang pada masa itu masih marak tindakan perang, ketidakaadilan, rasisme dan persaingan politik.
musik reggae yang dibawakan Bob Marley selalu menyanyikan lagu dengan lirik yang membawa pesan kritikan dan seruan untuk perdamaian, sehingga tidak heran musik reggae tidak hanya digemari oleh kaum rastafarian, namun juga masyarakat luas yang merasa terhubung dengan lagu yang dibawakan Bob Marley. Tenarnya musik reggae yang dibawakan Bob Marley, membawa nama Bob Marley dan grupnya pada tahun 1976 hijrah ke Inggris dan mengeluarkan lagu serta album yang bernama "Exodus" dimana lagu ini mampu bercokol di British Chart selama 56 Minggu. Album "Exodus" inilah yang melambungkan nama Bob Marley dan musik reggae ke Amerika dan Eropa. ketenaran album "Exodus" membawa Bob Marley akhirnya melakukan safari tur konser dunia nya. namun, pada tahun 1977 Bob Marley divonis mengidap kanker kulit akan tetapi hal ini dirahasiakan dari publik.
pada tahun 1980 Bob Marley menyelenggarakan 2 pertunjukkan konser dunianya di Madison Square Garden Amerika Serikat dalam rangka merengkuh warga kulit hitam di Amerika Serikat. dalam konsernya ini Bob Marley menyerukan perdamaian dan rasa bangga bagi warga kulit hitam di Amerika Serikat yang merupakan migrasi dari Benua Afrika untuk mencintai dan bangga dengan negeri leluhurnya. namun ketenaran Bob Marley yang sedang mendunia terhenti pada setahun berikutnya. 11 Mei 1981 Bob Marley menghembuskan nafas terakhirnya di Miami Hospital pada usia 36 tahun. meskipun usia karir Bob Marley dalam bermusik di kancah permusikan dunia terbilang singkat, namun pesan, gaya dan karya - karyanya masih tetap lestari hingga sekarang. bahkan kegiatan peringatan hari lahirnya Bob Marley masih terus dilakukan hingga sekarang dalam mengenang karya - karya sang musisi revolusioner dari negeri Jamaika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H