Mohon tunggu...
YAHYA KHOIRUL AZIZ
YAHYA KHOIRUL AZIZ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga 21104080030

Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merangkai Huruf Menjadi Seni

12 Juni 2024   20:16 Diperbarui: 12 Juni 2024   20:20 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 31 Mei - 2 Juni 2024, Pondok Pesantren Al-Ghozali salah satu pondok pesantren yang ada di Yogyakarta mengadakan pelatihan khat/kaligrafi. Pelatihan Khat/kaligrafi ini merupakan salah satu program kegiatan peminatan santri yang ada di pondok pesantren Al-Ghozali. Dalam kurun waktu tiga hari, santri-santri mengikuti pelatihan khat/kaligrafi secara intensif. Kegiatan pelatihan kaligrafi ini merupakan sebuah upaya mengembangkan keterampilan santri di bidang tulis menulis arab. Setiap peserta diberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan mengasah keterampilan mereka di bawah bimbingan guru yang berpengalaman dalam seni tulis-tulis kaligrafi. Kaligrafi merupakan sebuah kesenian dalam menulis yang mengandung unsur keindahan yang melibatkan pembuatan huruf-huruf atau kalimat arab dengan menggunakan keterampilan tangan untuk menggoreskan tulisan di media tulisnya.

Dalam pelatihan kaligrafi di pondok pesantren Al-Ghozali, diisi oleh salah satu santri pondok yang sudah ahli di bidang penulisan kaligrafi yaitu Dhiya Seffana Ahya. Ia mengungkapkan bahwa kaligrafi ini bukanlah hanya kesenian belaka, akan tetapi  sebuah bentuk pelatihan diri seseorang bagaimana dalam mengasah keterampilan tangan yang membutuhkan proses yang cukup lama. Mulai dari  bagaimana memegang alatnya, menuliskannya ke medianya, hingga mengenal pola bentuk yang benar satu per huruf hijaiyah. 

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Materi yang diajarkan dalam pelatihan kaligrafi di pondok pesantren Al-Ghozali saat itu adalah kaligrafi dengan pola yang paling sederhana, yaitu naskhi. Menurutnya khat naskhi merupakan khat yang bisa dipakai latihan kaligrafi bagi pemula. Dalam website Wikipedia.org dijelaskan bahwa khat naskhi merupakan khat yang paling populer dikalangan kaligrafer. Dikarenakan model khat naskhi ini, mudah dibaca dan dipraktekkan oleh orang awam yang belum punya keterampilan di bidang kaligrafi.

Melihat Sejarah yang ada, khat naskhi ini dirumuskan pertama kali ditemukan oleh Ibnu Muqlah, kemudian disempurnakan oleh Ibnu Bawwab sehingga gaya penulisan Al-Quran menjadi seperti sekarang. Dalam penulisan khat naskhi, setiap huruf digoreskan dengan posisi alif sedikit miring ke kiri. Biasanya tinggi standar huruf alif adalah lima titik.

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Lebih lanjut, Dhiya menceritakan bahwa dirinya awalnya tidak menyukai dan sama sekali tidak tertarik dengan kesenian kaligrafi. Akan tetapi, hal itu akhirnya menghilang dari mindsetnya dan sebaliknya membuat dirinya ingin belajar kaligrafi tersebut. Ternyata, kaligrafi itu tidak hanya bisa dibuat oleh orang yang benar-benar sudah  mempunyai basic keterampilan kaligrafi, akan tetapi dapat dipelajari semua orang walaupun berawal  dari tidak punya skill seni kaligrafi. Dengan demikian, skill kaligrafi itu bisa diasah setiap orang hingga menjadi mahir.

Peralatan tulis yang digunakan peserta dalam mengikuti kaligrafi di pondok pesantren Al-Ghozali adalah Handam. Handam adalah alat tulis atau pena yang dipakai dalam pembuatan kaligrafi. Selain handam, yang tak kalah penting harus disiapkan adalah tinta. Jadi, handam tersebut di celupkan ke tinta dengan secukupnya, lalu di coretkan ke media penulisannya yaitu kertas khusus untuk kaligrafi (kertas ahar/muqohar). Selain menggunakan handam, kaligrafi juga bisa dibuat dengan dua pensil yang disatukan.

Menurut  Dhiya, dalam melatih kaligrafi ke peserta juga mempunyai kesulitan tersendiri ketika ada peserta yang belum terbiasa dalam memegang alat kaligrafi . Hal penting itulah yang harus dibiasakan oleh sesorang ketika belajar kaligrafi. Dengan membiasakan memegang alat handam, proses belajar membuat kaligrafi akan lebih mudah. Dikarenakan segala keterampilan itu berawal dari kebiasaan, dari kebiasaan lah akan muncul keterampilan dengan sendirinya.

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun