Mohon tunggu...
YAHYA KHOIRUL AZIZ
YAHYA KHOIRUL AZIZ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga 21104080030

Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Awal Ramadhan 2024 Diprediksi Berbeda, Kok Bisa?

8 Maret 2024   08:30 Diperbarui: 8 Maret 2024   08:34 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana bulan ramadhan 1445 hijriah semakin terasa. Segala persiapan untuk memasuki ramadhan mulai dipersiapkan oleh beberapa orang khususnya umat islam. Suasana persiapan untuk menyongsong bulan penuh berkah ini terasa di setiap sudut kota, di mana umat Muslim mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik. Mulai dari persiapan sembako untuk memasok kebutuhan puasa yang dilakukan setiap keluarga, bersih-bersih perlengkapan peribadatan oleh masyarakat, menghias kampung dengan berbagai lampu hias, dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, iklan, dan sinetron di stasiun televisi sudah merilis program-program spesial ramadhan. Sehingga suasana ramadhan semakin menyelimuti hari-hari ini. Dengan akan tibanya bulan suci Ramadan, umat Islam di seluruh dunia tentunya menyambut dengan penuh kegembiraan, semangat, serta antusias.
Di Indonesia, awal ramadhan masih belum tentu kapan dimulainya. Dikarenakan pemerintah Indonesia melalui kementerian Agama belum menggelar sidang penetapan awal ramadhan. Masyarakat saat ini masih menunggu dan menyimak digelarnya penetapan awal satu ramadhan tahun ini.

Perlu diketahui, walaupun pemerintah Indonesia belum memutuskan dimulainya awal ramadhan ada salah satu organisasi masyarakat (Ormas) di Indonesia yang sudah menetapkan awal ramadhan tahun 2024 ini. Ormas itu adalah PP. Muhammadiyah. Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia.
Organisasi masyarakat islam Muhammadiyah sebelumnya sudah memutuskan awal ramadhan jauh-jauh hari. Awal Ramadhan diputuskan jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024. Hal ini didasarkan dengan keputusan penetapan awal Ramadhan dilakukan dengan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki. Keputusan ini tercantum dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 yang menjelaskan tentang Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah 1445 H. Maklumat ini ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah. Dalam maklumat tersebut, ditetapkan bahwa 1 Ramadhan 1445 H pada Senin, 11 Maret 2024 yang diumumkan dalam Konferensi Pers di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta.

Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama memprediksi awal ramadhan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Akan tetapi pemerintah akan melaksanakan sidang isbat penetapan awal ramadhan terlebih dahulu. Kementerian Agama RI akan menggelar sidang isbat besok pada 10 Maret 2024 atau 29 Syaban 1445 H. Hasil sidang isbat besok akan menghasilkan data hisab, merujuk hasil rukyatulhilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 134 lokasi di seluruh Indonesia, dikutip dari laman website Kemenag.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang merupakan organisasi islam yang terbesar juga di Indonesia. PBNU melalui Lembaga Falakiah Nahdhatul Ulama akan menggelar juga rukyatul hilal atau pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 pada 10 Maret 2024 atau 29 Sya'ban 1445 H. Dalam lama NU Online ketua Lembaga Falakiah PBNU memprediksi 1 Ramadhan 1445 H/2024 M bertepatan dengan hari Selasa, 12 Maret 2024. Berdasarkan pengamatan posisi hilal, baik dari sisi tinggi maupun elongasinya. 

Perbedaan prediksi dari awal ramadhan disebabkan adanya perbedaan metode menentukannya. Muhammadiyah menggunakan metode hisab yaitu penentuan dengan menggunakan perhitungan matematis, astronomis. Jadi, menghitung langsung peredaran bulan. Sedangkan Kementerian Agama dan Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode rukyatul hilal yaitu melihat langsung peredaran bulan.

Dengan demikian ada potensi perbedaan awal ramadhan di Indonesia. Jika benar-benar berbeda diharapkan umat islam di Indonesia tetap menjaga toleransi dan saling menghormati perbedaan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun