Pendidikan inklusif merupakan suatu sistem pendidikan yang tercipta atas keresahan terhadap pelaksanaan pendidikan segregatif yang dianggap "memisahkan" peserta didik dan tidak memberikan kesempatan untuk belajar di lingkungan yang sama. Pendidikan inklusif memberikan kesempatan bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan peserta didik reguler. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, praktik pendidikan inklusif belum dapat berjalan dengan maksimal. Salah satu contoh kasusnya adalah pada salah satu madrasah di daerah Yogyakarta yang telah melaksanakan program sekolah ramah anak. Terdapat peserta didik berkebutuhan khusus slow learner di sekolah tersebut. Dalam pembelajaran matematika, terlihat bahwa peserta didik tersebut kurang mendapat support system baik dari teman maupun pendidik matematika. Peserta didik slow learner tentu membutuhkan support system atau dukungan untuk dapat belajar matematika dengan baik.
Support system berasal dari Bahasa Inggris yang berarti berarti orang atau sekelompok orang yang memberikan dukungan. Support system dapat terdiri atas anggota keluarga, teman atau sahabat, atau profesional. Fungsi utama adanya support system bagi peserta didik slow learner dalam pembelajaran matematika adalah supaya ia dapat mengikuti pembelajaran matematika dengan baik. Dalam pembelajaran matematika, terdapat berbagai support system yang dapat diberikan pada peserta didik slow learner yang terbagi menjadi seperti berikut:
- Emotional support (Dukungan emosional)
Peserta didik slow learner tentu membutuhkan dukungan emosional, terlebih dengan kondisi mereka yang sering mengalami rasa kurang percaya diri dan frustasi pada saat pembelajaran. Peran teman sebaya, wali kelas, dan pendidik matematika tentu sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kondisi emosional peserta didik slow learner. Bentuk dukungan emosional yang diberikan diantaranya adalah adanya lingkungan yang menerima, dengan adanya lingkungan tersebut rasa minder yang dimiliki peserta didik slow learner dapat berkurang dan ia dapat merasa lebih "diterima" dalam pembelajaran. Pendidik dapat memberikan pujian dan pengakuan pada peserta didik slow learner untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik slow learner sehingga ia menjadi lebih semangat untuk mengikuti pembelajaran matematika. - Practical Support (Dukungan praktis)
Dalam pembelajaran, peserta didik slow learner akan lebih lama memahami materi dibandingkan dengan peserta didik reguler. Oleh karena itu, penting adanya bantuan secara langsung baik dari pendidik matematika ataupun guru pendamping khusus bagi peserta didik slow learner. Beberapa cara yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam pembelajaran matematika adalah dengan memberikan pendampingan secara individu. Dengan cara tersebut, peserta didik slow learner akan lebih terbantu untuk fokus belajar matematika dan dapat memahami materi dengan lebih baik. Penggunaan alat peraga juga dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengajar. Alat peraga dapat membantu tidak hanya peserta didik slow learner tetapi juga seluruh peserta didik untuk memahami konsep-konsep matematika yang abstrak melalui benda nyata yang dapat membuat konsep abstrak menjadi konkrit. Umpan balik dari seorang pendidik juga penting untuk memantau kemajuan belajar peserta didik sehingga dapat menjadi evaluasi tersendiri bagi pendidik terhadap metode atau materi yang diajarkan. - Professional support (Dukungan profesional)
Untuk membantu kinerja pendidik matematika dalam mengajar peserta didik slow learner, sekolah dapat menyediakan tenaga kerja profesional yang dapat berkolaborasi dengan pendidik matematika baik di dalam maupun di luar pembelajaran matematika. Sekolah dapat mendatangkan guru pendamping khusus, terlebih yang memahami masing-masing pelajaran yang ada di sekolah. Adanya guru pendamping khusus dapat membantu kinerja pendidik matematika saat mengajar di kelas sehingga peserta didik slow learner tidak "ditinggalkan" saat pembelajaran berlangsung. Selain mendatangkan guru pendamping khusus, pihak sekolah juga dapat mengikuti ataupun mengadakan workshop mengenai bagaimana cara memfasilitasi peserta didik berkebutuhan khusus, terlebih peserta didik slow learner dalam pembelajaran matematika. - Instrumental Support (Dukungan Instrumen)Dukungan instrumental merupakan dukungan yang tidak kalah penting dengan dukungan-dukungan lain. Adanya dukungan instrumental dapat membantu terlaksananya pendidikan inklusif yang adil dan berkeadilan. Dukungan instrumental yang dapat diberikan oleh sekolah adalah adanya modifikasi kurikulum operasional. Apabila sekolah tidak melakukan modifikasi kurikulum, peserta didik berkebutuhan khusus akan kurang terfasilitasi terlebih dalam pembelajaran. Selain modifikasi kurikulum, juga diperlukan modifikasi lain seperti modifikasi bahan ajar, modifikasi materi yang diajarkan serta modifikasi modul ajar yang digunakan. Dengan melakukan modifikasi bahan ajar serta modifikasi materi, peserta didik slow learner akan terbantu dalam mempelajari konsep-konsep baru yang abstrak sehingga mereka akan lebih mudah untuk memahaminya. Modifikasi modul ajar juga diperlukan untuk memfasilitasi seluruh peserta didik. Modul ajar yang dimodifikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik akan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H