"Kalian lihat!" Teriak Jahaly sembari menunjuk ke arah ku.
"Dia adalah Sumanto kanibal!" Teriaknya lagi.
Iskandar yang sedang berada di dalam rumahnya mendengar kebisingan. Lalu ia bergegas datang ke rumahku. Sesampainya di rumahku ia heran melihat para warga yang datang. Ia juga merasa marah saat melihat batang hidung si Jahaly di rumahku.
"Hei! Mengapa kalian datang beramai-ramai ke sini?" Tanya Iskandar kepada para warga.
"Kami ingin mencari bukti bahwa Sumanto itu kanibal" kata seorang warga.
"Kata Jahaly ia kanibal yang kejam!" Timpa warga lain.
Dalam keadaan ricuh tersebut, aku tetap berusaha menghabiskan sarapanku terlebih dulu. Sembari sarapan aku mendengarkan ocehan dan percakapan orang-orang yabg berada di rumahku itu.
Selesai sarapan aku berdiri dan mulai berbicara.
"Jadi itu tujuan kalian kemari? Baiklah, silahkan kalian obrak abrik rumahku ini. Supaya hati kalian merasa puas." Ucapku kepada para warga.
Seketika para warga mencari-cari bukti untuk menyatakan aku kanibal. Dari ruang tamu, ruang makan, dapur, toilet, semuanya di obrak abrik.
Akhirnya tidak ada bukti seperti daging, darah, dan lain-lain yang menyatakan aku kanibal. Melainkan hanya ada sayur-sayuran buah-buahan dan beberapa minuman kaleng yang mereka temukan.