Mohon tunggu...
Edison Hulu
Edison Hulu Mohon Tunggu... Dosen - Ekonomi dan Keuangan

Dosen, Peneliti, dan Pelaku Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Meriah Sambutan Investor Pasar Modal terhadap Kebijakan Peningkatan Suku Bunga oleh Fed AS!

17 Desember 2015   09:18 Diperbarui: 17 Desember 2015   12:37 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada hari Rabu, tanggal 16 Desember 2015, sehari yang lalu, Dewan Gubernur Bank Sentral AS (Amerika Serikat) telah mengumumkan peningkatan suku bunga acuan (Fed rate) secara bertahap (gradual), untuk tahap pertama, mulai berlaku dari nol persen menjadi 0,25 persen per tahun, pada tahap berikutnya (belum dijadualkan kapan) akan meningkat lagi dari 0.25 persen menjadi 0,5 persen per tahun.  Para investor di pasar modal AS menyambut meriah kebijakan Fed AS tersebut yang ditandai dengan meningkatnya indeks S$P 500 sebesar 1,45 persen dan indeks Dow jones sebesar 1,28 persen pada hari ketika Fed AS mengumumkan peningkatan suku bunga acuan tersebut.

Dalam tulisan singkat ini akan dijelaskan beberapa penjelasan mengapa pelaku pasar menyambut meriah kebijakan peningkatan suku bunga acuan oleh Fed AS dari nol persen menjadi 0,25 persen (tahap awal).  Pada masa lalu, biasanya, setiap peningkatan suku bunga oleh Fed selalu disambut negatif oleh para investor yang ditandai dengan turunnya indeks harga saham di pasar modal AS.

Pertama, tujuan utama kebijakan peningkatan suku bunga oleh Fed AS adalah wewujudkan kestabilan ekonomi AS dalam jangka panjang. Kebijakan peningkatan suku bunga AS, tidak dilakukan secara tiba-tiba, tidak dilakukan tanpa penjelasan yang mantap kepada pelaku pasar, tetapi Fed AS telah menjelaskan dengan seksama termasuk argumentasi yang masuk akal yang disampaikan kepada rakyat Amerika, bahwa peningkatan suku bunga untuk mewujudkan kestabilan ekonomi dalam jangka panjang, khususnya kestabilan harga.  Fed AS telah menetapkan target inflasi sebesar 2 persen per tahun. Sumber ketidakstabilan ekonomi yang utama adalah konsumen. Dengan meningkatnya suku bunga, maka biasanya disertai dengan meningkatnya imbalan investasi pada aset yang tak berisiko (less risk asset), dengan demikian akan mengurangi kecenderungan mengkonsumsi, pada giirannya peluang mewujudkan kestabilan harga semakin besar karena terkendali pembelian para konsumen dampak dari suku bunga yang relatif lebih tinggi.  Peningkatan suku bunga saat ini, dari nol persen menjadi 0,25 persen baru tahap pertama, dan terus menarik secara bertahap menjadi 0,5 persen per tahun.

Kedua, peningkatan suku bunga oleh Fed mewujudkan sumber pembiayaan dari dalam negeri Amerika yang semakin besar dalam jangka panjang.  Dengan cenderung meningkat suku bunga, maka diperkirakan tabungan rakyat Amerika akan mengalami peningkatan dalam jangka panjang, pada gilirannya akan menjadi sumber pembiayaan untuk investasi.  Setelah krisis keuangan yang dialami oleh Amerika pada tahun 2008-2009 yang lalu, hampir sebagian besar pembiayaan investasi cenderung bersumber dari dana yang masuk dari luar Amerika, seperti dari China, tentu, pemerintah AS sadar bahwa dana yang sangat besar dari luar AS akan menjadi perangkap kemajuan ekonomi dalam jangka panjang, dan pada gilirannya akan membahayakan kestabilan pertumbuhan ekonomi Amerika dalam jangka panjang.

Ketiga, mewujudkan keseimbangan ekonomi Amerika dalam jangka panjang dengan tidak hanya mengandalkan kebijakan fiskal (kebijakan perpajakan dan subsidi) sejak presiden Bush sampai saat ini, tetapi mulai kebijakan moneter memainkan peran dalam mewujudkan keseimbangan ekonomi, khususnya keseimbangan invesatsi dan tabungan dalam mewujudkan kestabilan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, sehingga peluang pengembangan dunia usaha dan keseimpatan kerja cenderung semakin besar.  Selama ini, pada kondisi suku bunga Fed nol, artinya peran kekebijakan moneter dalam mewujudkan keseimbangan ekonomi relatif kecil, dan yang dominan adalah kebijakan fiskal.  

Arah kebijakan ekonomi AS cukup jelas, adalah kebijakan ekonomi yang berorientasi dalam jangka panjang. Fenomena seperti ini, adalah positif bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Kebijakan peningkatan suku bunga AS, dugaan selama ini bahwa modal akan cenderung memasuki AS ketika suku bunga dinaikkan, tidak akan terjadi, malah sebaliknya, modal menjadi terdistribusi ke luar AS menuju lokasi (negara) yang relatif memberi peluang hasil investasi yang lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Bila Indonesia mampu mewujudkan iklim investasi yang sehat dalam berbagai lapangan usaha yang secara regulasi dimungkinkan investor asing melakukan investasi, maka Indonesia akan menjadi tujuan para invesor asing.  Semoga Bank Indonesia tidak berlaku sebaliknya, ikut-ikut meningkatkan suku bunga acuan, tentu akan menjadi beban bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.           

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun