Perkenalkan, nama saya Dena Maharani Gabriella, dan kini saya sedang bersekolah disebuah sekolah menengah keatas swasta di Pamulang, Tangerang Selatan. Tahun ini saya baru kelas 10, namun Puji Tuhan teman-teman saya juga sudah lumayan banyak yang saya kenal mau dari sejak SMP maupun yang baru saya temui disekolah itu.
Kelas saya berada di lantai empat, dan kelas kami berada hampir disudut bangunan. Dikelas saya ini terdapat empat puluh dua siswa dan siswi, namun, saya bisa katakan kelas saya ini super unik, karena kelas saya ini memiliki banyak sekali perbedaan. Ada yang beragama Islam, Kristen Protestan (termasuk saya), Katolik, Hindu dan Konghucu. Hanya kurang Buddha, kalau semua agama ada, kelas kami terasa sangat spesial dan komplit.
Meskipun perbedaan terasa dikelas kami, tidak ada satupun dari kami yang saling menghina agama lain. Terasa dikelas saya, SARA dan rasisme tidak dikenal. Lihatlah, kami baru junior, alias anak ingusan cair SMA, namun apa? Kami sangat menjaga omongan kita, meski kelas saya seringkali berisik dan banyak pula anak bandel, namun sekasar apapun darikami satupun tidak ada yang mengaitkannya dengan agama.
Mengingat hal itu, saya jadi mengingat seseorang yang bertengkar dengan saya di Instagram. Entah itu akun palsu atau akun pribadi asli, namun yang saya sangat miris adalah tata bicaranya yang tidak seperti orang berpendidikan. Ia mengaku umurnya sudah 20 tahunan, namun kelakuan dan cara bicaranya tidaklah berbeda dari anak-anak warnet yang sering bermain game online. Pernah ia mengatakan agama saya adalah agama palsu, lucu dan lain sebagainya, namun saat saya mencoba untuk mengejeknya dengan ringan, ia malah lebih kasar lagi.
Tentu saja kita semua akan tersinggung jika agama kita diusik ataupun diejek. Namun, ketika diejek balik, mereka malah lebih mengamuk bak Xenomorph Queen diserang oleh Ellen Ripley, namun tentu cara itu bukanlah cara yang benar untuk menegur mereka. Tetapi, pernah sebenarnya saya menegur orang itu tanpa ada sedikitpun rasa marah ataupun bicara kasar, namun ia berbicara lebih sadis lagi, dan yang lebih parahnya lagi, saya diblokir oleh orang itu agar tidak bisa melihat akunnya ataupun mengomentarinya.
Bagaimanakah caranya untuk menghentikan semua itu? Tentu ada caranya, dan ini diantaranya:
Bicaralah Sewajarnya Saja
Tentu saja, ini adalah step yang penting, karena memang dimanapun kita berada, kita harus menjaga tata bicara kita. Ataupun ada sebuah postingan agama di sosmed, dan itu bersifat menyinggung, lebih baik menyimak saja, karena mau sebaik dan sekasar apapun kita berbicara kepada mereka, mereka yang akan lebih kasar lagi (tetapi semoga saja mereka bisa tobat).
Jangan Pernah Mencoba Menanyakan Agama Orang Lain
Komentar pertanyaan "Agamamu apa?" seringkali saya temui di setiap profil selebgram di Instagram. Sebenarnya saya berpikir apa tujuannya untuk menanyakan agama? Sangat tidak penting. Mau itu agamanya sampai Yahudi pun, jangan peduli tentang itu, asal dia sendiri masih baik dan berkontribusi untuk berbagai hal.
Janganlah Munafik/Hanya Berbicara