Alkisah pada satu abad yang lalu, seorang peri turun dari kayangan dan kemudian datang ke sebuah sudut pelabuhan Liverpool yang kumuh. Kedatangan peri tersebut ternyata sudah dinanti-nantikan para Kopites (fans klub Liverpool) yang sebelumnya telah membakar kemenyan sambil merapal mantera," Turunlah peri yang baik... datang tidak dijemput, pulang tidak diantar..."
Rupanya sudah lama para Kopites tersebut menderita "jasmani maupun rohani" terkait prestasi "si-biru," tetangga sebelah yang bernama The Toffees AKA Everton yang prestasinya sedang moncer-moncernya. Para Evertonian itu kemudian mengharu-birukan kota Liverpool yang sebelumnya metal (merah total) itu...
Menjelang fajar merekah di ufuk timur, peri yang wajahnya mirip dengan Lindswell Kwok itu kemudian memberikan sebuah bola ajaib yang memiliki peruntungan dan kebuntungan sekaligus dalam satu paket kepada seorang bocah, yang wajahnya mirip sekali dengan Loris Karius...
Demikianlah titahnya. Sebelum pemain Liverpool bertanding, kiper harus terlebih dahulu mengguncang bola tersebut. Kalau yang muncul gambar Lindswell Kwok, maka gawang Liverpool akan tetap perawan, dan Liverpool akan menang. Sebaliknya kalau yang muncul gambar Sule, maka nasib Liverpool akan apes...
***
Belum lekang dari ingatan ketika Loris Karius melakukan dua blunder konyol pada laga final Liga Champion lalu. Blunder tersebut membuat para kopites di seluruh dunia dan luar galaksi harus menangis bombay....
Prestasi hebat yang dicapai Anfield Gank sejak babak penyisihan hingga semifinal menjadi sia-sia lantaran blunder Karius dan kehebatan akrobatik Bale..
Karius bukanlah kiper sembarangan! Sebelumnya kiper yang didatangkan dari Mainz itu adalah kiper terbaik kedua Bundesliga Jerman di bawah kiper legendaries Manuel Neuer. Di EPL, musim lalu, Karius mencatatkan 0 (nol) kesalahan yang berbuah peluang, dan 0 juga kesalahan yang berbuah gol!
Di awal kedatangannya (2016) prestasi Karius memang belum mengilap. Wajar, mengingat dia masih dalam proses adaptasi. Tetapi sejak musim ini Karius kemudian berhasil menggeser posisi Mignolet sebagai kiper utama. Klopp pun sepertinya sudah melupakan rencananya untuk mencari kiper berkelas...
Namun sejak blunder di final Liga Champion lalu itu, nasib Karius kemudian berubah total. "Karma buruk akibat melihat wajah Sule sebelum laga itu" kemudian menjadi petaka, dan membuatnya tersingkir dari Melwood (markas latihan Liverpool)
Dunia ini memang tidak adil bagi para kiper (Liverpool). Seratus penyelamatan gemilang cukup dihadiahi tepuk tangan saja. Akan tetapi sebuah kesalahan harus ditanggung sampai selamanya. Kerja keras Karius selama ini menjadi sia-sia karena blunder sialan itu. Baru beberapa bulan menjadi kiper nomer satu, Karius dipaksa harus pergi pas lagi sayang-sayangnya.