Sebaliknya dengan Madrid. Penyerang mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya keberuntungan (kelengahan pertahanan bayern) lah yang membuat mereka bisa mencetak gol. Sepanjang pertandingan Benzema hanya mendapat 2 shot on target, dan beruntungnya keduanya berbuah gol! CR-7 hanya sekali saja berhasil mendapat peluang yang tak mampu dimaksimalkannya menjadi gol.
Entah apa dalam pikiran Zidane ketika dia menyusun starting line Madrid dengan memainkan Vasquez, bukannya Nacho pada posisi bek kanan. Memainkan Kovacic bukannya Casemiro. Memainkan Asensio (pencetak gol pada leg pertama) padahal Asensio adalah spesialis supersub yang jarang bermain bagus ketika menjadi starter!
Pada akhirnya Kovacic dan Asensio harus ditarik karena bermain buruk. Nacho kemudian masuk untuk menempati pos bek kanan. Vasquez kemudian naik untuk menempati pos Asensio. Sialnya Benzema ditarik (bukannya Ronaldo) untuk digantikan oleh Bale. Kehilangan Benzema membuat serangan Madrid langsung mengendur.
Madrid memang bermain lebih defensif. Tetapi mereka tidak bertahan dengan memasang garis pertahanan rendah. Sebaliknya Madrid bertahan dengan pressing ketat sejak dari garis pertahanan lawan. Kali ini Benzema sangat berperan besar dalam melakukan pressing. Gol kedua yang dicetak Benzema pada menit ke-46 adalah buktinya.
Corentin Tolisso yang ditekan oleh tiga pemain Madrid langsung baper dan melakukan backpass kepada kiper Ulreich. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak! Ulreich yang juga baper kemudian terpeleset, membuat Benzema tinggal menceploskan bola ke gawang yang kosong.
Secara permainan Bayern memang lebih unggul dari Madrid, tetapi mereka tidak dapat memaksimalkannya. Madrid memang kalah permainan dari Bayern. Namun dalam keterbatasan mereka plus sebuah keberuntungan, Madrid mampu mencuri tiket final Liga Champion dari kantung Bayern...
Bravo Real Madrid!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H