Mohon tunggu...
Yafet Ronaldies
Yafet Ronaldies Mohon Tunggu... Freelancer - Human Mood-an

Ordinary Writer || Digital Writer || Freelance || Hobi makan || Enjoy Cook {Linke Ideologie}

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Euforia Citayam Fashion Week Sampai pada Sensasi Para Kaum LGBT

27 Juli 2022   21:04 Diperbarui: 27 Juli 2022   21:07 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Untuk lebih menyebar luaskannya.

Terlepas dari hal tersebut, penyebaran serta aktivitas dari kaum LGBT ternyata telah mendapat legitimasi (pengakuan sah di depan hukum) dari beberapa negara maju hingga negara berkembang. 

Tercatat ada beberapa negara di dunia yang memfasilitasi serta melegalkan pernikahan sesama jenis, sebagai berikut: Norwegia, Belanda, Belgia, Spanyol, Kanada, Swedia, Portugal, Meksiko, Islandia, Argentina, Uruguay, Selandia Baru, Perancis, Denmark, Inggris dan Wales, Skotlandia, Brazil, Luksemburg, Finlandia, Irlandia. 

Kemudian pada tahun 2015 negara super power/adidaya, Amerika Serikat di masa pemerintahan Barack Obama turut melegalkan hubungan pernikahan sesama jenis. Untuk di Asia sendiri, negara pertama yang melegalkan hubungan pernikahan sesama jenis itu adalah Taiwan. Sedangkan di Asia Tenggara yaitu Thailand, masih dalam tahap penyusunan RUU tentang pernikahan sesama jenis. 

Jadi kalau misalkan disahkan UU tersebut, makan secara otomatis Thailand menjadi negara pertama di ASEAN yang melegitimasikan pernikahan sesama jenis. Swadikapp...

Di Indonesia sendiri, cara kaum LGBT untuk mencari sensasi adalah dengan menunjukan eksistensinya atau aktivitasnya yang dilakukan di ruang publik. Hal ini didukung oleh keberadan media sosial termasuk media cetak dan elektronik. Pelaku LGBT telah membuktikan media masa adalah instrument yang paling ampuh dalam merubah paradigma dan penerimaan masyarakat terhadap mereka. 

Hal ini ditunjukkan dengan adanya perayaan GayPride (Bangga Menjadi Gay), pertama yang pernah dilangsungkan di Indonesia pada tanggal 25 Juni 1999 di Surabaya. Selain itu gerakan bawah tanah (underground) untuk mendapat simpati yang lebih besar dari publik juga dilakukan melalui penerbitan novel ber-genre-LGBT, 

testimoni penderitaan kaum LGBT, serta mengajak masyarakat melihat perkembangan LGBT yang telah diterima oleh negara-negara maju. Padahal secara historis latar belakang kelahiran bangsa dan budaya Eropa dan Amerika sangat jauh berbeda, dengan budaya luhur ketimuran negara Indonesia.

Kenapa LGBT sampai bisa masuk ke dalam panggung CFW?? Karena keseruan, keramaian, trending, banyaknya anak-anak remaja/muda yang ada di sana. Makanya dengan sensasi LGBTnya lah mereka-mereka ini ikut dalam pegeralan 'fashion show', untuk menarik perhatian publik.

Jadi bisa disimpulkan, kaum-kaum LGBT ini akan menunggung momentum yang sedang viral atau nge-trend, baik itu secara internasional pun lingkup nasional. LGBT akan masuk untuk mengikuti trend tersebut, agar bisa lebih menyebar luaskan komunitas LGBT mereka dengan menyesuaikan hal-hal apa yang sedang lagi trend.

Hal inilah yang sempat menjadi perhatian publik, soal keberadaan human LGBT dalam CFW. Ini sangat bertolak belakang dengan budaya timur kita. Tidak hanya itu dari segi ajaran agama, aktivitas seksual dari LGBT sudah sangat bertentangan dengan kitab-kitab suci masing-masing agama. Karena pada hakekatnya Tuhan menciptakan lawan jenis (laki-laki & perempuan), untuk beranak cucu dan bertambah banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun