Oleh: Syamsul Yakin dan Ahmad Zaky
Dosen dan Mahasiswa UIN Jakarta
Manusia adalah target dari retorika dakwah, baik muslim, kafir, dan munafik. Nabi berdakwah berdasarkan wahyu allah yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril dan yang sekarang sudah termaktub di dalam al-qur'an.Â
Respons manusia terhadap al-qur'an terdapat pada Quran surat Fathir ayat 32 "kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami, lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang terlebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin allah".
Berdasarkan ayat tersebut, respons manusia terhadap ayat qur'an terbagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama merespons turunnya al-qur'an dengan cara menganiaya diri sendiri. Menurut ibnu katsir dalam tafsirnya adalah orang yang lalai terhadap perintah yang diwajibkan dan mengerjakan larangan yang diharamkan.Â
Ketika qur'an memerintahkan untuk membayar zakat, mereka enggan membayarnya. Ketika qur'an memerintahkan untuk menyembah allah, mereka malah menyembah berhala. Ketika qur'an menyuruh untuk berbuat yang makruf, ia malah berbuat yang munkar. Dapat disimpulkan bahwa mereka adalah orang-orang kafir dan mereka adalah sasaran utama dari retorika dakwah.
Kelompok kedua merespons secara setengah-setengah atau bisa dibilang bimbang akan kebenaran al-qur'an. Padahal allah menyebutkan di Surat Al-Baqarah ayat 23, "dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-qur'an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-qur'an itu."Â
Menurut ibnu katsir, karakter kelompok kedua ini menunaikan perintah yang diwajibkan kepada dirinya dan meninggalkan larangan yang diharamkan, namun terkadang dia tidak mengerjakan perbuatan yang disunahkan dan mengerjakan perbuatan yang dibenci. Secara psikologis, orang-orang tersebut termasuk dalam kategori orang munafik.Â
Secara historis, orang seperti ini paling ditakutkan yang menimpa umat nabi, contohnya seperti sekelompok orang yang mengaku beriman dan ikut perang badar, namun Ketika musuh datang mereka malah pulang. Maka dari itu, kaum munafik adalah sasaran kedua dari retorika dakwah.
Kelompok ketiga merespons dengan berbuat kebaikan. Kelompok ini menyikapi retorika dakwah liner dengan perintah Allah karena mereka percaya akan qur'an Surat Al-baqarah ayat 148, "Maka berlomba-lombalah (dalam berbuat) kebaikan." Maksud dariberlomba-lomba (dalam berbuat) kebaikan kitab tafsir jalalain ialah segera menaati dan menerimanya. Itulah sasaran retorika dakwah ketiga.