"Baiklah eyang...terima kasih atas semua pengajaran eyang..."
Setelah mengobrol dengan eyang Jaya Perkasa, Sugandi berpamitan untuk pergi dari hadapan gurunya. Setelah keluar dari gua, Sugandi menuju pondoknya untuk mempersiapkan perjalanan pergi dari lembah hutan dadap kulon.
Setelah beristirahat semalaman, Sugandi akhirnya  pergi meninggalkan lembah itu. Untuk melaksanakan titah gurunya, menaklukan dunia persilatan. Dengan gerakan gesit dan cepat, dia melesat meninggalkan lembah itu, melompat-lompat dia atas ranting-ranting pepohonan yang ada di dinding lembah. Hanya beberapa saat saja dia sudah berada di atas lembah, di dalam hutan lebat yang berada di kawasan kampung Dadap Kulon. Setelah itu, Sugandi pergi menuju ke arah perkampungan dadap Kulon.
Ketika berada di tengah perkampungan, banyak warga yang heran melihat sosok Sugandi yang nampak asing, rambutnya gondrong acak-acakan seperti tak pernah di sisir, pakaiannya terlihat aneh, karena terbuat dari kulit serigala yang berwarna abu-abu yang dikombinasi dengan kulit harimau dan ular sanca. Ketika sampai di pasar, orang-orang yang sedang berkerumun pun langsung menjauh dari Sugandi. Mereka merasa tidak nyaman melihat penampilan Sugandi yang nampak aneh. Mereka saling berbisik-bisik membicarakan penampilan Sugandi tersebut. Sugandi masih terus berjalan, tidak memperdulikan orang-orang yang merasa risih kepadanya. Dia berjalan santai sambil mengamati keadaan di sekitar pasar itu.
Inilah pertama kalinya Sugandi kembali berada di tengah masyarakat, setelah 20 tahun berada di tempat yang jauh dari keramaian manusia.
Ketika Sugandi sedang asyik berjalan dengan santai, tiba-tiba saja ada segerombolan lelaki yang mencegatnya. Jumlah mereka ada lima orang. Mereka adalah sekelompok jawara yang menjadi preman di pasar itu. Pemimpin mereka bernama Ki Badrun, berkata kasar kepada Sugandi
"Hey Jabrik, kamu siapa...dan mau kemana...hey...apakah kamu mau membuat keonaran di kampung ini...?".
Sugandi di bentak oleh ki Badrun, hanya terdiam dan melihat wajah Ki Badrun dengan dingin. Sikap Sugandi terkesan meremehkan, membuat Ki badrun dan anak buahnya menjadi bertambah emosi
"Hey Bangsat...kurang ajar kamu...apakah kamu tidak tahu dengan saya...saya Ki badrun Jawara kampung dadap Kulon...murid senior dari perguruan golok setan yang di takuti di dunia persilatan...hah..."
Mendengar perkataan ki badrun yang menyombongkan diri, Sugandi masih tetap diam dan bersikap cuek, kemudian dia pergi meninggalkan Ki Badrun dan anak buahnya tanpa berkata sepatah kata pun.
Merasa diremehkan oleh Sugandi, Ki Badrun dan anak buahnya langsung mencabut golok mereka dan langsung menyerang Sugandi