Namun karena rasa penasarannya yang sudah sangat besar, Sugandi bertekad untuk tetap masuk ke dalam gua tersebut.
Awalnya gua itu terlihat gelap dan lembab, namun semakin kedalam, ternyata gua itu nampak menjadi lebih terang. Di dalam gua, Sugandi melihat ada suatu ruangan yang luas dan terang karena terkena sinar matahari. Sinar matahari dari celah lukang yang ada di atas gua.
Dalam suasana remang, Sugandi memperhatikan keaadaan di sekitarnya. Dia berusaha meningkatkan kewaspadaannya. Kujangnya sudah dalam genggaman, khawatir akan ada bahaya yang tiba-tiba akan menimpanya. Dilihatnya ada suatu sosok yang sedang duduk bersila di salah satu pojok gua. Sugandi melihat tajam mengamati sosok tersebut. Dalam hati dia bertanya
"Eh itu siapa? Manusia ataukah setan penghuni gua ini....?".
Sosok tersebut tak bergerak sedikitpun juga, tidak terpengaruh oleh kedatangan Sugandi. Matanya terpejam, hampir saja Sugandi menyangka sosok itu adalah sebuah arca. Namun Sugandi meyakinkan diri bahwa itu memang adalah sosok makhluk hidup. Setelah dekat Sugandi dapat melihat jelas ternyata sosok itu adalah seorang kakek yang sedang bertapa.
Wajah kakek itu persis sama dengan wajah yang ada dalam mimpinya. Sugandi memberanikan diri untuk mendekati kakek itu, kemudian dia memanggiil nya,
"Eyang Jaya Perkasa...?"
Mendengar namanya di panggil, kakek itu membuka matanya. Matanya melotot, berwarna merah menyala. Eyang Jaya Perkasa menatap tajam ke arah Sugandi. Secepat kilat, dia melompat ke arah Sugandi dan langsung mencekiknya. Tentu saja Sugandi merasa kaget dan panik, secara spontan dia langsung menusukan kujangnya ke arah Eyang Jaya Perkasa.
Sugandi semakin bertambah kaget, karena kujangnya tak mampu menembus tubuh kakek itu. Bahkan tangan sugandi menjadi kesemutan setelah kujangnya beradu dengan tubuh Eyang Jaya Perkasa. Tubuh Eyang Jaya Perkasa sangat keras bagaikan sebuah batu karang yang pejal. Eyang Jaya Perkasa kemudian tertawa dan berkata kepada Sugandi,
"Ha...ha...bocah...kenapa kamu mengganggu pertapaan saya...?"
Eyang Jaya Perkasa kemudian membanting tubuh Sugandi ke didinding gua. Sugandi terpelanting membentur dinding gua. Kemudian dia berusaha bangkit dan membalas dengan menyerang eyang jaya perkasa, namun usahanya sia-sia, karena eyang jaya perkasa ternyata sangat kuat. Sugandi pun akhirnya menjadi bulan-bulanan dari eyang Jaya perkasa, di banting ke sana kemari.