Di era modern ini, hanya sedikit nama yang begitu lekat dengan inovasi, teknologi, dan mimpi besar seperti Elon Musk. Namun, apa sebenarnya yang membuat sosok ini begitu berpengaruh?"
"Dari mobil listrik hingga roket yang bisa digunakan kembali, Elon Musk tidak hanya membayangkan masa depan---ia menciptakannya."
"Lahir di Pretoria, Afrika Selatan, tahun 1971, Elon Musk sudah menunjukkan minat besar pada teknologi sejak kecil. Di usia 12 tahun, ia menciptakan dan menjual game komputer bernama Blastar. Namun, perjalanan menuju puncak tidak selalu mudah."
"Setelah pindah ke Amerika, ia mendirikan startup bernama Zip2 dan kemudian PayPal, yang menjadi salah satu sistem pembayaran online terbesar di dunia. Tapi Musk tidak berhenti di situ. Baginya, uang bukan tujuan akhir---itu adalah alat untuk mencapai sesuatu yang lebih besar."
"Banyak yang mengenal Musk sebagai CEO Tesla, perusahaan mobil listrik yang mengubah cara dunia memandang kendaraan ramah lingkungan. Tapi tahukah Anda, pada 2008, Tesla hampir bangkrut? Dengan keberaniannya, Musk menginvestasikan seluruh uang pribadinya untuk menyelamatkan perusahaan."
"Tesla bukan sekadar mobil listrik. Ini adalah simbol perlawanan terhadap industri otomotif tradisional dan upaya untuk menyelamatkan lingkungan."
"Lalu ada SpaceX, perusahaan luar angkasa yang dipandang sebagai 'ide gila' saat pertama kali diluncurkan. Tapi Musk punya visi: membuat perjalanan luar angkasa terjangkau dan suatu hari, membawa manusia ke Mars. Kini, SpaceX adalah pelopor teknologi roket yang dapat digunakan kembali."
"Pengaruh Musk tidak hanya pada teknologi. Ia juga menggugah cara kita berpikir tentang masa depan. Dengan SolarCity, ia ingin dunia lebih bergantung pada energi terbarukan. Dengan Neuralink, ia membayangkan masa depan di mana otak manusia bisa berinteraksi langsung dengan komputer."
"Bagi Musk, semua inovasi ini berakar pada satu tujuan utama: memastikan kelangsungan hidup manusia, baik di Bumi maupun di luar angkasa."
"Tentu saja, pengaruh besar datang dengan kontroversi. Musk sering dikritik karena sikapnya yang blak-blakan di media sosial, tekanan kerja yang tinggi di perusahaannya, dan ambisinya yang dianggap terlalu muluk."