Mohon tunggu...
Yadi Pebri
Yadi Pebri Mohon Tunggu... Wiraswasta - #MerawatSilaturahim

Founder RuangGagasan.id "Suatu hari nanti saya akan punya beberapa buku yang saya tulis dan saya akan banyak menghabiskan hari-hari dengan penuh kegembiraan" #Believe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

New Normal, New Spirit atau New Problem?

1 Juni 2020   16:40 Diperbarui: 1 Juni 2020   16:46 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.kompasiana.com/yadipebri

Setelah siaran wawancara Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan era Presiden SBY yang berhasil berjuang melawan virus flu burung dengan Dedi Corbuzier, banyak yang mulai menyimpukan jikalau virus Corona atau Covid-19 adalah rekayasa genetika atau hasil buatan suatu negara dengan tujuan tertentu, karena dengan landasan kuat pernyataan Bill Gates jauh-jauh hari.

Namun pendapat ini tidaklah benar setelah adanya penelitian ilmiah dari Prof.Kristian Anderse,Ph.D, guru besar imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research bersama sejumlah peneliti lainnya yaitu: Robert F Garry dari Tulane University, Edward Holmes dari University of Sidney, Andrew Rambaut dari University of Edinburgh dan W.Ian Lipkin dari Columbia University yang menghasilkan kesimpulan konkret yaitu kelelawar sebagai reservoir penyebar virus Corona Covid-19 yang sebelumnya 2019 n-COV, memiliki tigkat keparahan yang luas dan jika ada orang  yang merekayasa virus Corona  sebagai patogen maka mereka pasti akan membuat dari backbone virus sendiri yang diketahui banyak menyebabkan penyakit.

Hasil penelitian inipun mendapat apresiasi dari banyak ilmuwan dunia, salah satunya Prof.Josie Golding,Ph.D pimpinan Wellcome Trust, lembaga penelitian terpercaya di Inggris mengungkapkan, "Mereka menyimpulkan virus Corona memang produk evolusi alami, dan ini tentunya mengakhiri opini dan spekulasi bahwa Corona hasil rekayasa genetika  yang disengaja." juga ditegaskan oleh dokter Li Wenliang (dokter yang pertama kali melaporkan indikasi adanya virus ini melalui aplkiasi  We Chat di China) virus Corona ini masih satu keluarga dengan virus sindrom pernapasan akut (SARS) serta landasan kuat dari dokter spesialis paru-paru Indonesia, Erlina Burhan yang mengatakan kasus pneumonia berat (Corona Covid 19) ini berasal dari pasar ikan dan hewan unggas di Wuhan China.

Tantangan terbesar masyarakat Indonesia hari ini adalah membangun kesadaran diri untuk tetap tenang namun waspada, jangan sampai merespon fenomena Covid-19 ini dengan panik dan berlebihan, terlebih untuk wilayah Muratara yang saat ini jumlah positif Covid-19 meledak. Sangat baik jika kita mengikuti arahan protokol kesehatan dari Pemerintah dan Tim Gugus Tugas Covid-19.

Gerakan social distancing (menjaga kontak sosial secara langsung) dan physical distancing (jaga jarak fisik) sangat efektif untuk menjaga kesehatan kita semua, jangan keluar rumah kalau tidak terlalu mendesak apalagi hanya sekedar ngapelin si doi, kalau memang mengharuskan lagi di luar rumah mesti jaga jarak minimal 1 meter jangan sampai mepet dan jabatan tangan, jangan berdesak-desakan atur jalan dari keramaian dan kalaupun ada meeting atau tugas negara lainnya lebih keren lagi dengan aplikasi video conference atau grub-grub WhatsApp, Line, dan masih banyak lagi.

Apapun kondisinya, kita harus smart dalam bertindak dan etidaknya membantu para perawat, dokter serta semua petugas medis lainnya dengan menjaga diri kita masing-masing. Sebagai millennial yang cerdas jangan sampai kita ikut-ikutan menebar berita-berita hoax mengenai Covid-19 ini, seperti merokok bisa mengobati virus Corona, minum al kohol bisa kurangi risiko terkena Corona, minum urine dan kotoran sapi jadi obat virus Corona, Indonesia incar dana IMF mengatasi virus Corona, foto penampakan wujud Virus Corona setelah diperbesar 2500 kali, koloid perak dapat membunuh virus Corona, membanding-bandingkan Pemprov DKI Jakarta dengan Pemerintah Pusat dalam menangani virus Corona dan masih banyak lagi berita- berita yang hanya mengurangi nilai-nilai persaudaraan dan kolaborasi kita antar sesame anak bangsa.

Saat ini kita mulai memasuki suasana New Normal, yakni suasana dimana kita akan membiasakan diri dengan suasana baru yang sebelumnya dianggap belum biasa, seperti selalu antisipasi jaga jarak, tidak bersentuhan, menjaga pola hidup sehat, rajin mencuci tangan, memakai masker, keluar rumah jika mendesak saja, belajar,bekerja,seminar via online serta tentunya meskipun sudah New Normal, tetap patuhi protocol kesehatan dan harus lebih produktif.

Jangan sampai New Normal malah menjadi New Problem tapi jadikan New Spirit!
Detik ini kita harus bersinergi melawan virus Corona atau Covid-19, saatnya kuatkan imun dan iman. Jaga pola makan, biasakan mengonsumsi rempah-rempah seperti kunyit, temulawak, jahe, serai dan empon-empon lainnya, sekalian bukti nyata bahwa kamu memang cinta produk-produk dalam negeri hehe... Istirahat yang cukup, kurangi bergossip di tempat keramaian dan sering mencuci tangan dengan sabun atau bisa juga membiasakan berwudhu dalam setiap aktivitas keseharian. Indonesia, Muratara Pasti Menang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun