Mohon tunggu...
Yadi La Ode
Yadi La Ode Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kita tidak mesti hebat saat memulai

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dulu Harapan, Hari Ini Kenyataan "Menjawab Mimpi Buton Raya"

6 September 2014   12:51 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:28 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semenjak tersiar kabar kalau telah ditetapkannya Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Buton Tengah resmi menjadi daerah otonomi baru, masyarakat yang berada di dua wilayah itu menyambutnya dengan sangat gembira. Kabar baik itu telah menjawab harapan mereka selama ini, harapan untuk mendapatkan akses pelayanan dengan cepat dan mudah, harapan daerahnya bisa lebih maju dan sejahtera, dan harapan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak. Atas doa dan perjuangan mereka, akhirnya mimpi dan harapan itu menjadi kenyataan. Sumber: Pasarwajo Kabupaten Buton Sumber: Unjuk Rasa Tuntut Pemekaran (Baubau Pos) Belum lama ini DPR RI telah menetapkan dua Daerah Otonomi Baru (DOB) hasil pemekaran dari Kabupaten Buton melalui rapat paripurna DPR RI tanggal 24 Juni 2014 yang lalu di Jakarta. Mendengar kabar baik itu, masyarakat meluapkan kegembiraannya dengan menggelar acara syukuran. Mereka tak menyangka jika daerahnya telah disepakati dan disetujui para wakil rakyat untuk menjadi kabupaten baru. Memang, perjuangan mereka banyak menyita waktu, menguras banyak tenaga dan pikiran serta tak segan-segan masyarakat yang pro pemekaran itu rela berkorban demi apapun agar tuntutannya bisa dipenuhi. Akhir-akhir ini banyak dari kalangan menggelar acara diskusi, baik itu formal atau hanya sekedar nongkrong di sebuah warung kopi. Dari diskusi yang saya ikuti, mereka banyak berbicara tentang perjuangan dari titik awal perjuangan, hambatan dan masalah yang dihadapi hingga daerahnya lolos dan ditetapkan menjadi kabupaten baru. “Perjuangan pemekaran ini tidak mudah, kami melakukan aksi turun jalan dan menduduki kantor wakil rakyat, tak sedikit dari kami harus rela tidur dijalan”. Kata seorang pejuang pemekaran itu. Cukup lama mereka berdiskusi tentang keterlibatannya mengawal pemekaran sampai akhirnya mereka kembali memikirkan siapa nantinya yang akan menjadi pejabat di daerah baru itu nantinya. Topiknya menjadi penting sebab ini menyangkut para elit yang akan mengisi kursi-kursi pemerintahan. Diskusi politik itu mengalir ditengah suasana malam yang semakin dingin, banyak dari mereka mencoba menganalisis keterlibatan tokoh-tokoh politik di daerah itu dan kemungkinannya akan masuk ke kursi pemerintahan. Ada juga yang sudah membangun relasi dengan calon pejabat agar bisa diperhatikan bila suatu saat menjabat, bahkan ada pula yang sudahberkomitmen tentang pekerjaan apa yang akan didapatnya nanti. Dalam benak saya, apakah ini bentuk perjuangan mereka selama ini? kenapa mereka tidak mendiskusikan potensi dan bagaimana daerah itu bisa berkembang nantinya. Selama ini kita tak tahu pasti jejak rekam dari masing-masing pejabat itu, sebab itulah tugas kepala daerah nantinnya yang bisa menyeleksi kepada siapa yang pantas dan bisa berkerja. Proses ini memang lah cukup panjang, gelombang unjuk rasa menjadi jalan akhir ketika jalur diplomasi tak di sahuti. Lobi-lobi di daerah sampai ke pusat memerlukan sumber daya yang tidak sedikit. Masyarakat yang awam soal politik hampir tidak tahu pasti tentang perjuangan di balik layar hingga melahirkan banyak asumsi soal kepentingan balas jasa. Masyarakat tak tahu menahu soal seberapa besar imbalan para pejuang pemekaran itu nantinya. Siapakah sebenarnya pejuang pemekeran yang dimaksud, bukankah semua masyarakat yang terlibat langsung adalah pejuang. Benar kemungkinan jika yang dimaksud adalah mereka yang terjun langsung dalam proses lobi-lobi, entahlah siapa yang dimaksud. Tetapi masyarakat lah yang berjasa dari pemekaran yang dimaksud, masyarakat menjadi ujung tombak dari perjuangan selama ini. Secara geografis Kabupaten Buton memang cukup besar. Sebagai kabupaten induk sudah sepantasnya merelakan kedua wilayah (Buteng dan Busel) untuk mekar dari Kabupaten Buton. Alasan mendasarnya adalah soal akses pelayanan publik yang selama ini cukup jauh dengan masyarakat, lapangan pekerjaan belum terbuka lebar, perekonomian masyarakat yang tertatih-tatih. Kita belum bisa banyak bicara soal pembangunan, sebab faktor pembangunan membutuhkan banyak sarana penunjang lainnya diantaranya sumber daya alam belum dikelola secara maksimal dan peningkatan sumber daya manusia yang masih belum diperhatikan secara serius. Tidak lama lagi pelaksana bupati di dua daerah yang baru mekar itu akan dilantik. Maka pemerintahan yang baru akan berjalan, masyarakat menantikan kerja-kerja mereka di pemerintahan. Sejatinya, semua komponen terlibat aktif untuk mengawal setiap kebijakan yang diambil. Sumber: Dialog Publik DPD II KNPI Kota Baubau Sumber: Dialog Publik DPD II KNPI Kota Baubau Kita patut apresiasi juga beberapa kelompok pemuda yang sudah berinisiatif untuk mendialogkan pemekaran ini dengan tujuan membangunkan masyarakat dari mimpi-mimpi pemekaran. Para pemuda juga dengan masif mengkampanyekan tujuan dimekarkannya ke dua wilayah Buton Selatan dan Buton Tengah sebagai wujud untuk menggapai cita-cita lahirnya propinsi baru di cakupan eks kesultanan buton raya. Cakupan itu diantaranya, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Wakatobi, Kota Baubau, dan ditambah lagi dua daerah otonomi baru yaitu Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Buton Tengah, ini menjadi syarat untuk terbentuknya satu propinsi baru. Tentu banyak yang mengharapkan nantinya, tinggal bagaimana kesiapan para elit politik dan seluruh lapisan masyarakat secara bersama-sama menyatukan visi yang dimaksud. selain itu, dukungan dari para pemangku jabatan (Bupati, Walikota dan Gubernur) sangat diharapkan untuk bersama-sama mendukung percepatan pemekaran. Beberapa kelompok pemuda juga secara masif mengkampanyekan percepatan pembentukan propinsi baru dicakupan Buton Raya sebagai wujud untuk membangunkan masyarakat dari mimpi-mimpi selama ini. Tujuan pemekaran jangan disalah artikan lagi, tujuannya adalah melayani dan mensejahterakan masyarakat, bukan untuk semata-mata mendapat kekuasaan. Baubau, 5 September 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun