Mohon tunggu...
Yadi La Ode
Yadi La Ode Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kita tidak mesti hebat saat memulai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Walikota Yang Kurang "Bergizi" (Sebuah Refleksi Pemerintahan)

10 Agustus 2014   04:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:56 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bebeberapa hari ini saya coba kembali mengingat dan membayangkan nasib daerah ini. Kota Baubau yang dikenal dengan negeri Khalifatul Khamis, seperti apa nanti kedepannya. Hampir dua tahun terakhir ini ingatan itu masih tersimpan dengan baik, ini tentang janji besar yang biasa disebut dengan visi misi. Hampir semua visi misi yang kukenal pastinya selalu berpihak kepada masyarakat. Pemerintah kota Baubau yang dikomandoi oleh bapak AS Thamrin bersama Wa Ode Maasra Manarfa sejak dilantik tahun 2013 lalu sudah punya rencana besar untuk mensejahterakan rakyatnya melalui visi misi itu. Benteng Keraton Buton Di dalam kawasan benteng keraton Buton yang merupakan pusat kebudayaan dan kesultanan buton, kedua pasangan itu pernah menjelaskan kalau fokus utama dari visi misinya bertumpu pada pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM), bahwa apapun yang akan dibangun nantinya, entah itu membangun jembatan atau gedung-gedung pencakar langit asalkan semua itu tidak mengabaikan pembangunan sumber daya manusianya, itu kata sang Walikota yang baru saja dilantik. Pelantikan itu berlangsung didalam kawasan benteng keraton didalam Baruga depan Masjid Agung Keraton Buton. Bayangan saya saat itu adalah siapapun pejabat yang pernah dilantik ditempat yang sakral itu, maka harus benar-benar bisa menjadi seorang pemimpin yang amanah serta bisa mempertanggung jawabkan jabatannya. Dahulu para sultan juga pernah dilantik di tempat itu yang dikenal dengan Batu Popaua tak jauh dari baruga tempat dilantiknya Walikota dan Wakil Walikota Baubau periode 2013-2018 itu.

Pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Baubau Periode 2013-2018 Dari penjelasan visi misi Walikota Baubau bapak AS. Thamrin. Ketua PAN kota Baubau itu memperkenalkan tujuh keunggulan potensi dasar yang dimiliki Kota Baubau sekaligus keterbatasan, kendala, dan hambatan yang dihadapi nantinya. Ketujuh yang dimaksudnya itu adalah potensi budaya berupa benda-benda monumental, seni, dan budaya yang membanggakan, keunggulan letak geografis yang sangat strategis sebagai kota transit di wilayah indonesia timur dan barat, keunggulan heterogenitas masyarakatnya, keunggulan potensi alam dengan beberapa lokasi wisata yang memadai untuk dikembangkan, dan keunggulan kota jasa sebagai sentra pertumbuhan ekonomi di kawasan timur indonesia. Sementara tujuh keterbatasan, kendala, dan hambatan yang dihadapi, menurutnya adalah belum meratanya sentuhan pembangunan dari berbagai sudut kota, kendala potensi alam yang relatif tandus dan tekstur tanah yang bebatuan dibeberapa bagian wilayah kota, kendala permasalahan aset-aset kota yang belum tertib, permasalahan batas wilayah yang rentan mengandung konflik horizontal, kendala dari kondisi transportasi yang belum tertata rapi, terdapatnya aset pemerintah yang tidak dimanfaatkan sehingga Opportunity Lost, dan masalah pertanahan yang memerlukan penanganan serius,” jelas Thamrin. Selain itu, ia juga menjelaskan istilah dari jargon “TAMPIL-MESRA” yang sulit diterjemahkan kedalam program dan kegiatan. Singkatan “TAMPIL” merupakan kata yang menjadi prakondisi untuk mencapai akhir dari perjuangan yaitu mensejahterakan rakyat “MESRA”. Kalau diartikan huruf demi huruf, “T” berarti Tertib, “A” berarti Aman, “M” berarti Maju, “I” berarti Indah, “L” berarti Lancar. Lalu huruf “P” dari kata TAM’P’IL itu apa? Kalau disambung menjadi “TAMIL”. Mungkin ini menjadi hal tak subtantif untuk dibahas, tapi yang menarik untuk dijadikan bahan diskusi adalah relasi antara jargon, Visi Misi dan Program kerjanya.

Walikota Baubau AS Thamrin

Inilah yang menjadi tak menarik dari sosok pemerintahan ini. Pemerintahan yang kurang gizi, istilah tersebut sangatlah pantas ditunjukkan di rezim TAMPIL MESRA ini. Kurang gizi dalam kesehatan adalah suatu kondisi yang terjadi ketika ada kekurangan nutrisi penting tertentu. Kekurangan gagal untuk memenuhi tuntutan tubuh yang menyebabkan efek pada pertumbuhan kesehatan fisik, suasana hati, perilaku, dan fungsi-fungsi lain dari tubuh. Oleh karena itu, kekurangan gizi memerlukan kondisi dimana makanan tidak berisi keseimbangan yang tepat nutrisi. Ini mungkin berarti tinggi kalori diet tapi kekurangan vitamin dan mineral. Jika istilah tersebut dibawa dalam pemerintahan, maka sangatlah tepat dengan apa yang apa yang kita lihat dan rasakan saat ini. Yang kurang berisi dari pemerintahan sekarang adalah hampir dua tahun ini belum nampak program apa yang sudah dilakukan dari pemerintah kota Baubau, hampir tak ada gagasan untuk membangun daerah ini. Janji besar yang pernah saya dengar, juga belum ada yang disentuhnya.

Yang kulihat dari kota ini, masih utuh dari warisan rezim sebelumnya. Mulai dari pemanfaatan sumber daya alam sampai yang paling penting adalah peningkatan sumber daya manusia. Masih tersimpan jelas memori saya soal anak-anak sekolah yang hendak mengikuti adu ketangkasan pengetahuan didaerah lain, namun terkendala karena pemerintah kota tak mampu membiayainya untuk berangkat, masih teringat jelas soal beberapa murid SD melakukan demonstarsi karena guru kesayangannya dimutasi. Ini potret sebagian kecil dari banyaknya program pemerintah terkait peningkatan SDM yang gagal. Yang kutahu, selama pemerintahan ini berjalan hanyalah pemutasian ber episode yang sudah menjadi topik utama setiap pergantian kepala daerah. Belum lagi lemahnya pengawasan dalam birokrasi yang memberi peluang bagi para koruptor yang sudah merapok uang rakyat.

Ini hanya sekedar gambaran singkat dari pemerintahan yang kurang gizi. Untuk itu, yang diharapkan dari pemerintahan kota Baubau dibawah sang walikota Baubau bapak AS. Thamrin adalah disarankan untuk segera mengobati semua penyakit yang menghambat proses pertumbuhan disegala lini sektor dan memastikan semuanya tumbuh sehat dan kembali gemuk agar kemakmuran masyarakat bisa diwujudkan sebelum masa periode jabatan berakhir.

Baubau, 09 Agustus 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun