Mohon tunggu...
Hariyadi Inani
Hariyadi Inani Mohon Tunggu... lainnya -

Ingin ikut berbagi meskipun blm bisa memberikan yang terbaik...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Persamaan Nasib Libya dan Indonesia

25 Oktober 2011   04:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:32 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemenangan Dewan Transisi National (NTC) sebagai pemerintahan baru yang menggantikan rezim Moamar Khadafi yang telah berkuasa selama 42 tahun, pada dasarnya 99% adalah karena kekuatan Fakta Pertahanan Atlantic (NATO) yang di tunggangi Perancis, Inggris dan Amerika. Pejuang NTC yang  berasal dari rakyat biasa yang baru belajar menggunakan senjata dan tidak mengerti medan perang sungguh sulit untuk memenangi peperangan melawan pasukan Moamar Khadafi yang memiliki pasukan terlatih dan tentara bayaran yang sangat berpengalaman di medan tempur, di tambah lagi mereka sangat kekurangan senjata dan bahan makanan hingga pihak barat sendiri pesimis terhadap pihak NTC ini. Dalam hal ini saya hanya ingin menyoroti persamaan kemenangan yang di raih pejuang NTC dengan pejuang kita sewaktu melawan jepang yaitu sama-sama menggunakan kekuatan NATO, bangsa Indonesia bisa merdeka pada 17 agustus 1945 berkat kekuatan Nato yang di tunggangi (Amerika, Inggris dll) dalam menggempur Hiroshima dan Nagasaki dengan senjata nuklir. Menurut saya yang di sayangkan dari kemenangan NTC itu bukan berkat perjuangan murni mereka tapi karena campur tangan asing yang mempunyai kepentingan dengan negara Libya, Ibarat kata pepatah lepas dari mulut harimau masuk ke mulut buaya seperti yang di alami negara kita tercinta banyak di intervensi barat dan tidak bisa berkutik sama sekali. Bersiaplah Libya perusahaan-perusahaan minyak Amerika, Inggris, Perancis akan datang untuk mengambil bayaran dalam menumbangkan rezim Moamar Khadafi dan nasib kalian mungkin akan sama dengan negara kami kaya minyak dan sumber alam tapi rakyatnya banyak yang sengsara. Salam Kompasiana... Image From Google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun