Kearifan lokal merupakan pandangan hidup dan ilmu pengetahuan suatu masyarakat di daerah yang dijadikan sebagai permukiman yang dapat berwujud aktivitas dalam upaya memenuhi kebutuhan mereka. Kearifan lokal banyak dipraktekan pada kehidupan sehari-hari salah satunya yaitu di bidang pertanian.Â
 Suku Dayak Kanayan't yang mendiami Kabupaten Landak, Kalimantan Barat memiliki salah satu tradisi unik yang disebut Bahuma Moton't. Bahuma Moton't terdiri dari dua kata yaitu Bahuma dan Moton't yang dalam Bahasa Indonesia Bahuma dapat didefinisikan sebagai berladang, sedangkan Moton't didefinisikan sebagai bukit atau lahan kering sehingga Bahuma Moton't dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat suku Dayak untuk memenuhi kebutuhan pangannya melalui ladang yang berada dibukit atau lahan kering.Â
 Bahuma Moton't bagi masyarakat suku Dayak berkaitan dengan religi dimana yang harus dijalankan melalui ritual adat sebagai bentuk penghormatan terhadap sang pencipta, leluhur serta dewi padi. Sebelum lahan dibuka, maka diadakan ritual yang bertujuan untuk memohon izin kepada para leluhur untuk membuka Moton't sebagai tempat untuk melakukan budidaya tanaman. Ritual ini berupa doa yang disertai dengan sesajen persembahan yang diisi dengan beras kuning, telur dan lain-lain serta pembakaran berbagai wangi-wangian dari daun dan juga kayu gaharu. Umumnya ritual ini dipimpin oleh ketua adat maupun Panyangahan't (pendoa) yang dilakukan pada bulan September-Oktober.Â
 Setelah itu, dilakukanlah proses pembukaan moton't dengan menggunakan alat-alat yang konvensional berupa parang untuk menyiangi pohon kecil dan juga kapak untuk menumbang pohon yang berukuran besar, kegiatan ini kerap menggunakan banyak orang melalui sebuah kegiatan yang disebut Balale. Balale dilakukan untuk mempercepat proses pembukaan lahan karena melibatkan banyak orang, sistemnya melalui proses timbal-balik dimana pengampu moton't yang telah dibukakan lahanya wajib untuk melakukan pembukaan lahan ini juga kepada lahan-lahan kelompok Balale-nya.Â
 Pohon-pohon yang sudah tumbang dan kering kemudian akan dibakar untuk mempercepat prosesnya maka dalam Bahuma Moton't ini juga akan melibatkan banyak orang agar pembakaran tetap terkontrol yang bertujuan untuk menghindari bukit atau lahan-lahan kering yang bersebelahan biasanya pembakaran ini melibatkan 5-6 orang lelaki. Setelah itu Moton't yang sudah dibakar kemudian harus dibersihkan dari sisa-sisa pembakaran agar tanah sebagai media untuk menanamnya tidak tertutupi oleh sisa-sisa pembakaran.
 Pembersihan lahan yang sudah dilakukan kemudian ditanami dengan tanaman seperti padi sebagai tanaman utama, timun, jagung, bayam lokal, kacang Panjang, terong dan lain-lain tergantung keinginan pemilik Moton't tersebut. Beberapa bulan setelah penanam tersebut biasanya dilakukan perawatan dengan mencabut gulma-gulma yang kemudian dibakar sehingga asapnya dapat mengusir hama yang menyerang tanaman. Setelah itu maka dilakukan pemanenan padi yang disebut Bahanyi dalam Bahasa Dayak Kanayant Bahanyi dilakukan dengan menggunakan ketam untuk memudahkan memotong tangkai padi. Bahuma Moton't telah selesai dilakukan dan biasanya diakhiri dengan pesta panen padi yang disebut gawai sebagai bentuk ucapan syukur atas hasil panen yang diterima.Â
Bahuma Moton't yang melakukan pembukaan lahan menghasilkan abu dari sisa pembakaran lahan yang berfungsi sebagai pupuk alami sehingga menyediakan unsur hara bagi tanaman dan mampu meningkatkan kesuburan tanah. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kimia pada tanaman padi dan holtikultura di ladang sangat minim, namun hasilnya panennya cukup baik dan dapat memberikan keberlanjutan bagi lahan yang digunakan. Setelah prose Bahuma Moton't selesai maka lahan berikutnya akan berbeda dengan lahan yang sudah ditanami sebelumnya sehingga memberikan waktu istirahat untuk tanah yang telah digunakan bercocok tanam agar pulih kembali kesuburannya dan juga membatasi penggunaan teknologi untuk menjaga agar cara bertaninya tetap ramah lingkungan. Bahuma Moton't mengenal sistem penanaman tumpang sari melalui padi sebagai tanaman utama dan tanaman hortikultura yang beraneka macam sebagai tanaman tumpeng sarinya. Penanaman kacang dilahan ini dapat mengfiksasi nitrogen sehingga menjadi tersedia bagi tanaman sehingga tetap menunjukan produktivitasnya
Hasil panen pada saat Bahuma Moton't bisa beberapa kali dengan usia panen dan jenis tanaman berbeda ketika dibudidayakan sehingga dapat menunjang ketahanan pangan wilayahnya. Selain itu, masyarakat suku Dayak Kanayan't mendapat hasil jual yang menguntungkan atau menggantikan dari tiap jenis tanaman berbeda dan risiko kerugian dapat ditekan karena terbagi pada setiap tanaman.
 Melalui Bahuma Moton't gotong royong masyarakat dapat dibangun secara bersama-sama dalam setiap tahapan yang dilakukan dalam Bahuma Moton't sehingga dapat mempererat hubungan antar masyarakat suku Dayak Kanayan't yang terlibat.Â
 Bahuma Moton't merupakan salah satu bentuk pertanian yang dapat berkelanjutan baik dari segi lingkungan, ekonomi dan juga sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H