Identitas Yabes Nawa Mamoras
Nama lengkapku Yabes Nawa Mamoras, lahir di Tangerang pada tanggal 7 Februari 2007. Aku merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri bernama Yoseph Mamoras dan Padmi Asmara Dewi. Aku hidup dalam keluarga yang sederhana, namun aku tetap merasakan suasana yang sangat harmonis dan menyenangkan. Ajaran yang diberikan oleh kedua orang tuaku aku jadikan sebagai pedomanku dalam menjalani kehidupan dikarenakan ajaran mereka selalu baik dan benar
Fakta Nama Yabes
Kedua orang tuaku adalah orang yang sangat religius, mereka sangat taat kepada Tuhan dan firmannya. Saat mencari namaku mereka bahkan mencarinya di alkitab dan mendapatkan nama Yabes yang memiliki arti yaitu kesakitan. Saat itu ibuku tidak menyadari arti tersebut, yang dia tahu adalah Yabes lebih diberkati dari saudara-saudaranya.
Saat ibuku mencoba melahirkan aku itu sangat sulit dikarenakan aku tidak kunjung keluar, sehingga ibuku merasakan kesakitan dalam waktu yang begitu lama. Ternyata dalam kisah Yabes di Alkitab ibunya juga mengalami kesulitan saat melahirkan, sehingga anak tersebut dinamai Yabes yang artinya kesakitan.
Masa Kecil
Masa kecilku juga sedikit berbeda dari kebanyakan anak-anak di masa itu. Saat aku kecil aku mengalami penindasan dan perundungan kerena perbedaan kepercayaan atau agama. Bahkan saat aku kecil aku hanya memiliki 2 orang teman, sedangkan anak-anak lain hanya merundung dan menindasku. Hal yang paling parah mereka lakukan kepadaku adalah mereka pernah melempariku dengan batu, dipukuli, dan ditindas, dan itu dilakukan bersamaan oleh lebih dari 10 orang. Hampir tiap harinya aku pulang dengan rasa sedih karena tidak bisa melawan dan hanya bisa menerima perlakuan mereka. Aku tidak bisa mengharapkan bantuan dari orang sekitar karena bahkan mereka menjadikannya sebagai tontonan. Tetapi ketika aku lelah dengan apa yang terjadi kepadaku aku selalu tau bahwa aku selalu memiliki tempat pulang yaitu kedua orang tuaku dan Tuhan. Orang tuaku selalu mengajarkanku firman Tuhan dan itu membuatku semakin kuat karena aku tahu bahwa Tuhan selalu besertaku, dan ketika aku tahu bahwa kisah Yabes di Alkitab juga sama seperti kisahku maka itu semakin memberiku kepercayaan bahwa mungkin inilah rencana Tuhan atas hidupku.
Masa SMA
Masa SMA adalah masa dimana aku sudah harus memikirkan masa depanku. Sejak aku duduk dibangku SMP aku sudah memikirkan bagaimana dan apa yang harus aku lakukan untuk mencapai cita-citaku. Semakin bertambah dewasa aku semakin takut terhadap masa depanku. Aku selalu berharap untuk tidak menjadi orang yang gagal. Tetapi setiap kali aku takut aku selalu kembali bangkit, aku didorong untuk terus maju oleh kedua orang tuaku. Mereka selalu menjadi motivasi dan dorongan bagiku. Kini aku bisa lebih menikmati dan menjalani hidupku tanpa terus dihantui rasa takut, semua itu karena Tuhan dan kedua orang tuaku telah mengubah ketakutanku menjadi sebuah dorongan yang membuat aku harus berhati-hati dalam menjalani hidup namun harus tetap menikmati setiap proses dalam hidup juga. Buatku rasa takut akan masa depan itu wajar, namun ketika aku mengubah rasa takut itu menjadi dorongan positif maka aku akan tahu bagimana rasanya proses, memang akan ada kalanya aku akan jatuh namun aku akan kembali bangkit dan semua itu demi masa depan yang cerah. Dalam mencapai semuanya itu tentu ada peran besar dari Tuhan dan kedua orang tuaku, doa dan semangat dari siapapun itu akan memberi aku kekuatan. Buat orang yang membaca autobiografi ini aku harap kita bisa bertumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya dan tentunya semua itu tidak luput dari kuasa Tuhan jadi tetap semangat dan jangan lupakan Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H