Siaran Pers bersama Koalisi Gerakan Menuntut Keadilan Korban Lapindo (Jakarta, 15/07/10). Sekali lagi rakyat Indonesia membuktikan diri lebih peduli. Solidaritas mereka terbukti, hanya dalam waktu 6 hari sejak di launching 8 Juli 2010 di Kontras, solidaritas Rp.1.000 untuk anak-anak korban Lapindo, telah terkumpul Rp. 50.560.675 (lima puluh juta lima ratus enam puluh ribu enam ratus tujuh puluh lima rupiah). Solidaritas ini menunjukkan rakyat Indonesia lebih peka terhadap masa depan pendidikan anak-anak, khususnya dalam hal ini anak-anak korban Lapindo.
Kutipan dari http://www.jatam.org/ ---- Sebagai tambahan, kutipan berita Kompas Daily hari ini, Jumat, 16 Juli 2010, halaman 13: "Uang yang terkumpul telah melebihi kebutuhan awal, yaitu Rp.43,6 juta. Maka penggalangan dana kami nyatakan berakhir." kata Andrie S. Wijaya - Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang. "Kami menghentikan penggalangan dana bukan karena tidak peduli. Namun, negaralah yang sebenarnya harus bertanggung jawab memenuhi hak mereka atas pendidikan. Kerelaan rakyat mendonasikan Rp.52,1 juta kepada para korban menjadi peringatan yang jelas bahwa rakyat sadar dan tahu, negara telah lalai dan bahwa negara tak akan menyelamatkan pendidikan anak para korban." kata Andrie. ---- Metro Siang / Sosbud / Kamis, 8 Juli 2010 12:20 WIB Metrotvnews.com, Malang: Di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan yang mencekik warga, harapan baru muncul dari Kota Malang, Jawa Timur. Di Kota Apel itu kini berdiri Klinik Mawar Husada binaan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Klinik itu melayani warga yang berobat hanya dengan membayar Rp1.000 dan menyetor sampah rumah tangga. Kutipan dari: http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/07/08/108692/Berobat-Cukup-Bayar-Rp1.000-dan-Membawa-Sampah Artikel yang mirip bisa juga dibaca pada Kompas Daily, Kamis, 15 Juli 2010, halaman 1 ------ Suatu kondisi nyata bahwa mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan dapat ditanggulangi oleh sikap gotong royong rakyat. Namun sesungguhnya apa yang diupayakan oleh rakyat dalam 2 cerita nyata diatas adalah merupakan sesuatu yang "murah" buat pemerintah yang nota bene memiliki anggaran besar. Apa sih yang sebenarnya dikerjakan oleh pemeritah? Mengapa kewajiban pemerintah malah dijalankan oleh rakyat? Ayo pak Menteri dan bu Menteri kita singsingkan lengan baju bersama rakyat, jangan sampai program-programnya ditelanjangi rakyat, malu dong...! [caption id="attachment_195582" align="alignnone" width="300" caption="Sumber Gambar: http://goodwitchbadwitch.files.wordpress.com/2009/08/shy-main_full2.jpg"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H