Mohon tunggu...
Aria Roby Putra
Aria Roby Putra Mohon Tunggu... Lainnya - ''Tunjukilah kami ke jalan yang lurus''.

''Bersabarlah, karena sesuatu yang indah itu memerlukan waktu''.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah dan Makna Revitalisasi Spiritualitas Ibadah Puasa bagi Kehidupan

16 Desember 2022   18:41 Diperbarui: 16 Desember 2022   18:54 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan ibadah puasa memiliki beberapa makna bagi kehidupan manusia sebagai berikut:

Pertama, ibadah puasa adalah sebagai amanah. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT: ''Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa''. (QS. Al-Baqarah ayat 183).

Kedua, ibadah puasa adalah sebagai rahmat. Sebagaimana hal tersebut terdapat dalam sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa bulan Ramadhan permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirannya adalah pembebasan dari api neraka. Wahbah al-Zuhaili menyatakan, bahwa ibadah puasa adalah merupakan proses pembentukan akhlak mulia. Dalam hubungan tersebut Wahbah al-Zuhaili  dalam bukunya Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 2 mengatakan, bahwa ibadah puasa merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Orang mukmin yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda karena langsung dari Allah SWT, mencapai keridhaan-Nya, berhak masuk surga al-Rayyan, dijauhkan dirinya dari siksa Allah SWT yang disebabkan oleh perbuatan dosanya. Puasa merupakan penghapus dosa dari satu tahun ke tahun yang lain, dan dengan ketaatan ini menyebabkan orang mukmin selalu mengikuti perintah yang digariskan Allah SWT dan mendorongnya menjadi orang yang  bertakwa yang senantiasa mengikuti perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

Ketiga, ibadah puasa adalah sebagai kebutuhan fitrah manusia. Sebagaimana hal tersebut terkait dengan fitrah manusia sebagai makhluk yang cenderung menyukai nilai-nilai yang bersifat baik, seperti ikhlas, jujur, disiplin, tanggung jawab, suka bekerja sama, dan lain-lain. Syaikh Ali Ahmad al-Jurjawi dalam bukunya Hikmatut Tasyri' wa Falsafatuhu Jilid 1 mengatakan, bahwa ibadah puasa menjaga pandangan dari segala yang tidak seharusnya dilihat oleh mata, memilihara lisan dari ucapan yang keji, dusta, tidak mengatakan sesuatu yang buruk kecuali berdzikir, senantiasa membaca Al-Qur'an, menghindari pendengaran dari segala hal yang buruk, menjaga fisik dari segala hal yang diharamkan, serta memelihara perut pada waktu sahur dari segala yang berlebih-lebihan.

Referensi:

Al-Jurjawi, Ali Ahmad. 1994. Hikmatut Tasyri' wa Falsafatuhu Jilid 1. Beirut: Darul Fikr.

Burhanudin, Yusuf. 2006. Misteri Bulan Ramadan. Jakarta: Qultum Media.

Al-Qaththan, Manna'. 2012. Tarikhut Tasyri Al-Islami At-Tasyri wal Fiqh. Riyadh: Maktabah Al-Ma'arif.

Al-Zuhaili, Wahbah. 2010. Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 2. Jakarta: Gema Insani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun