Â
Sebelumnya, The Wedding #Part 37
Â
"Dan kau tak berusaha mencegahku!"
"Kau hanya diam saja!"
"Aku pergi, karena kau tak bisa percaya padaku_________kau tak pernah mencintaiku!"
Nicky menambah kecepatan laju mobil itu menembus kelokan-kelokan di lintasan sirkuit, tak jauh di belakangnya Ian menyusul lalu mensejajarkan mobilnya. Keduanya saling pandang, Ian melempar senyum cibiran dengan jinjingan alis pada Nicky. Tapi kali ini Nicky tak membalas senyum cibiran itu, malah menatapnya garang lalu menambah kecepatan hingga membuat Ian tertinggal. Ian pun tak ingin kalah.
"___harusnya kau tak pernah menikahiku, kau bisa kan menolak permintaan kakek!"
Suara Liana terus mengusik benaknya, masih jelas di telinganya. Bahkan airmatanya, masih bisa ia rasakan basah di jemarinya. Dan semua itu kian membuat dadanya sakit. Liana berkata dirinya tak mencegahnya ketika wanita itu pergi meninggalkan rumah, apakah itu artinya wanita itu mengharapkan dirinya untuk melarangnya pergi?
Tapi mengingat selama berbulan-bulan wanita itu dekat dengan pria lain juga membuat hatinya sakit, terlebih....Rizal masih saja tak mau pergi dari sisi Liana. Nicky semakin geram menembus lintasan, melaju dengan kecepatan penuh. Tak peduli akibat yang akan di timbulkannya.
Setelah berhasil membujuk Liana untuk meninggalkan kamar mandi, ia menyelimuti tubuh Liana yang basah kuyup lengkap dengan pakaian yang juga basah dengan selimut tebal. Ia mendudukan Liana di ranjangnya, menyilakan rambutnya. Liana gemetaran dalam gigil.