Â
Sebelumnya, The Wedding #Part 23
Â
"Tunggu-tunggu," seru Brian dengan cepat, "apa aku baru saja mendengar kau menyebut nama Valent?" lanjutnya, "perfectly!" sahut Nicky.
Brian menyandarkan diri di sandaran kursinya, menggaruk dahinya dengan tangan kiri, menggigit bibir bawahnya seraya melirik Nicky. Ekspresi Nicky yang sepertinya memang sudah mengetahui hal itu membuat Brian tahu kalau temannya tak sedang bercanda. Ia memajukan tubuhnya kembali dengan kedua lengannya di atas meja,
"Nicky, Valent sudah lama menghilang!"
"Hanya menghilang Brian, bukan mati. Menghilang bukan berarti tidak akan pernah kembali!" tegasnya, Brian jadi sedikit resah, "jika dugaanmu benar, ini artinya....kita benar-benar sedang menghadapi seseorang yang sangat berbahaya. Apalagi jika Valent tahu tentang Liana!"
"Dia sudah tahu, aku yakin itu. Penyusup yang menyamar di rumahku, mungkin adalah salah satu orangnya. Kau tahu, ada beberapa orang yang bekerja di rumahku, termasuk para bodyguardnya. Mereka sudah bekerja sejak kakek masih hidup, untuk saat ini....aku tidak bisa mempercayai siapapun di rumahku sendiri kecuali beberapa orang!"
"Apakah aku perlu, berjaga di rumahmu?" usul Brian, Nicky kembali menatapnya. Usul itu boleh juga. Tapi kasihan Sinta kalau Brian harus menginap di rumahnya, Brian kan baru saja pulang dari luar kota.
"Tidak perlu, beberapa orangmu kan sudah ada di sana. Ku rasa itu cukup untuk saat ini!"
* * *