Sebelumnya, The Wedding #Part 22(2)
Rumah itu sudah di beri garis polisi, mayat wanita yang di temukan di dalam lemari es dengan kondisi yang cukup mengenaskan itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit polri untuk proses autopsi. Hasil sementara, masih tidak ada petunjuk, tidak ada sidik jari, pisau yang di gunakan untuk menyayat wajah dan tenggorokan wanita itu seperti sengaja di bawa oleh sang pelaku.
Satu petunjuk lagi lenyap, setiap di temukan seorang petunjuk, orang itu pasti akan mati. Sang pelaku sepertinya sengaja ingin menunjukan betapa berbahayanya dirinya.
"Jadi seperti itu?"
"Maaf Nicky, tapi kami tak menemukan satu petunjukpun di sini. Setiap kita menemukan saksi, dia pasti akan di lenyapkan. Dan sepertinya.....ini akan berantai!"
Nicky melirik Jaya yang duduk di depannya, sementara Brian menunggu tanggapan seraya menyandarkan salah satu lengannya di atas mobil.
"Aku rasa, aku punya kesimpulan. Tapi kita tak bisa membicarakannya by phone!"
"Ok, dimana?"
"Di tempat biasa!"
"Ok!"
Brian menurunkan hpnya, ia celingukan sebentar. Kasus kali ini justru lebih parah, sang pelaku mungkin adalah seorang jenius, atau...gila! Ia pun masuk ke dalam mobil lalu mulai menjalankannya.