Sebelumnya, The Wedding #Part 9
Â
Nicky tak mampu mengedipkan mata melihat sosok yang berdiri tak jauh darinya, istrinya mengenakan gaun warna silver yang cukup panjang, tapi saat berjalan belahannya terlihat hingga seatas lutut, untungnya tidak terlalu tinggi hingga pahanya tidak akan di nikmati oleh mata yang menemukannya.
Perlahan Liana menghampirinya, rambutnya memang sengaja di biarkan terurai agar bisa menutup punggungnya yang polos. Dari mata suaminya, Liana bisa melihat cinta, di tatap seperti itu tidak membuatnya merasa risi. Ia justru senang dengan sorot mata Nicky yang memancarkan kekaguman, dan itu membuatnya semakin yakin bahwa ia tak harus percaya dengan semua ucapan Rey. Meskipun Nicky tak pernah mengatakan cinta padanya, tetapi ia tahu suaminya mencintainya, mungkin tidak sebesar cintanya terhadap suaminya. Tapi itu cukup untuk memulai mahligai mereka.
"Nicky!" panggil Liana membuatnya tersentak, "a!" Nicky jadi sedikit kikuk karena ketahuan mengagumi istrinya sampai lupa daratan.
"Kau bilang tadi tidak mau terlambat, kenapa diam saja?"
"Ouh...ini...!" ia sedang mencoba mencari jawaban, lalu ia ingat ia punya hadiah untuk istrinya, sebuah alasan yang tepat untuk menutupi kegugupannya.
"Aku punya....sesuatu untukmu!"
"Sesuatu?"
Nicky memungut sesuatu dari saku jasnya, memberikan kotak panjang itu kepada istrinya, Liana memandang benda berbentuk balok dengan warna merah di tangan suaminya. Perlahan ia memungutnya, sekali lagi menyapukan matanya ke wajah Nicky yang sedang menunggu reaksinya dengan hadiah itu. Liana membukanya perlahan, kilauan yang tertangkap matanya membuatnya terpana, ia sedikit membuka mulutnya lalu menatap Nicky.
"Kau suka?"