Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepenggal Puisi untuk Sang Aktifis

3 Oktober 2015   10:49 Diperbarui: 3 Oktober 2015   13:37 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merah darah masih membasah di antara rerumput kering, di atas meretaknya tanah-tanah gersang, masih menganyir sesiapa yang berkelebat, derai tangis ciptakan gema-gema perih, sisakan pedih,

Darah memang merah, tapi ambisi lebih membara, menelan jwa-jiwa dalam angkara, tak peduli duka lara,

Siapa mereka, yang lebih mengagungkan sebulir pasir daripada sehelai nafas? Secawan ruh tak lagi berarti, ketika napsu meminta diri tuk berbakti,

Siapa dia, yang meneriak jerit tuk sesama, coba raungkan suara-suara yang tertindih tangan-tangan bengis, jengkal tanah mengikis, pun turut lontarkan tangis, ketika jiwanya di paksa lepas dengan sadis,

Sungguh tragis, apalah arti sebuah nyawa, jika keserakahan lebih kuasa, ternyata jiwa....benar tak lebih berharga dari sekedar tahta,

Astaugfirullah....., Kiamat kian merapat rupanya,

 

Jakarta, 3 oktober 2015

Y_Airy

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun